Jam belajar merupakan rutinitas Imaba Yogyakarta yang tidak terpogramkan dikalender kerja Dewan Pengurus Wilayah (DPW) IMABA Yogyakarta. Istilah jam belajar telah lama terdengar dan berlangsung di kalangan mahasiswa santri yang merupakan rutinitas yang dibawa dari pondok pesantren. Anggota Imaba sendiri merupakan santri lulusan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dalam Negeri sampai Luar Negeri.
Kegiatan jam belajar di DPW IMABA Yogyakarta kembali dibudayakan sejak Tahun 2013 pada masa kepemimpinan Muhammad Bahri sebagai Kordinator Wilayah (KOORWIL), berawal dari kegelisahan dan kerinduan terhadap suasana pesantren dan juga mengingat mahasiswa santri harus memiliki kemampuan yang mumpuni dibidang yang mereka tempuh di Perguruan Tinggi masing-masing, maka dari itu dengan segenap keyakinan dan kesepakatan kepengurusan, jam belajar ditetapkan sebagai kegiatan rutin dari setiap anggota IMABA. sebab dia sadar kalau harus ada waktu dalam sehari untuk anggota IMABA berkumpul guna membicarakan apa yang sudah didapatkan dari Perkuliahan, Organisasi, Perpustakaan dan materi-materi keilmuan yang sudah didapatkan setiap harinya. Selain itu, juga untuk menjalin emosional dan kesadaran dari setiap anggota tersendiri, meski mereka berproses di luar mereka harus tahu jalan pulang yaitu IMABA, dan untuk mewujudkan kader IMABA yang Akademis, Religius dan Transformatif sesuai dengan Trilogi Falsafah IMABA, supaya nantinya tercipta kader IMABA khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang berintelektual dan mempuni dalam bidang masing-masing.
Jam belajar yang ada di DPW IMABA Yogyakarta tidak seperti jam belajar pada umumnya yang harus menghafal atau menjadi kutu buku, namun kegiatan jam belajar ini disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan anggota itu sendiri, hal ini dilakukan demi tercipta suasana nyaman bagi anggota itu sendiri, baik berbentuk diskusi atau obrolan santai yang arah pembicaraannya tertuju pada wahana keilmuan.
Adanya jam belajar di DPW IMABA Yogyakarta bukan tidak menuai perdebatan di kalangan anggota sendiri, menurut sebagian anggota yang tidak setuju dengan adanya jam belajar itu mempunyai Statement bahwa "Akan menghambat proses anggota yang ada di luar IMABA, dengan hal itu anggota IMABA tidak diberikan kelonggaran untuk berproses di luar, dan diibaratkan anak kecil yang harus di atur, bagaimana anggota IMABA bisa mempunyai banyak hubungan di luar kalau masih terkekang dengan kegiatan yang ada di IMABA itu sendiri". Itu semua perkataan-perkataan anggota yang tidak satu pemahaman, yang hanya memandang sesuatu satu sisi yaitu kekurangannya saja, tanpa menilai sisi baik dari jam belajar itu sendiri. Sebenarnya tujuan dari jam belajar yang terpusat bukan untuk mengekang gerak dari anggota itu sendiri, namun merupakan suatu kepedulian.
Penulis : Abd. Shamat
Editor : Abdul Muqhti
Kegiatan jam belajar di DPW IMABA Yogyakarta kembali dibudayakan sejak Tahun 2013 pada masa kepemimpinan Muhammad Bahri sebagai Kordinator Wilayah (KOORWIL), berawal dari kegelisahan dan kerinduan terhadap suasana pesantren dan juga mengingat mahasiswa santri harus memiliki kemampuan yang mumpuni dibidang yang mereka tempuh di Perguruan Tinggi masing-masing, maka dari itu dengan segenap keyakinan dan kesepakatan kepengurusan, jam belajar ditetapkan sebagai kegiatan rutin dari setiap anggota IMABA. sebab dia sadar kalau harus ada waktu dalam sehari untuk anggota IMABA berkumpul guna membicarakan apa yang sudah didapatkan dari Perkuliahan, Organisasi, Perpustakaan dan materi-materi keilmuan yang sudah didapatkan setiap harinya. Selain itu, juga untuk menjalin emosional dan kesadaran dari setiap anggota tersendiri, meski mereka berproses di luar mereka harus tahu jalan pulang yaitu IMABA, dan untuk mewujudkan kader IMABA yang Akademis, Religius dan Transformatif sesuai dengan Trilogi Falsafah IMABA, supaya nantinya tercipta kader IMABA khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang berintelektual dan mempuni dalam bidang masing-masing.
Jam belajar yang ada di DPW IMABA Yogyakarta tidak seperti jam belajar pada umumnya yang harus menghafal atau menjadi kutu buku, namun kegiatan jam belajar ini disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan anggota itu sendiri, hal ini dilakukan demi tercipta suasana nyaman bagi anggota itu sendiri, baik berbentuk diskusi atau obrolan santai yang arah pembicaraannya tertuju pada wahana keilmuan.
Adanya jam belajar di DPW IMABA Yogyakarta bukan tidak menuai perdebatan di kalangan anggota sendiri, menurut sebagian anggota yang tidak setuju dengan adanya jam belajar itu mempunyai Statement bahwa "Akan menghambat proses anggota yang ada di luar IMABA, dengan hal itu anggota IMABA tidak diberikan kelonggaran untuk berproses di luar, dan diibaratkan anak kecil yang harus di atur, bagaimana anggota IMABA bisa mempunyai banyak hubungan di luar kalau masih terkekang dengan kegiatan yang ada di IMABA itu sendiri". Itu semua perkataan-perkataan anggota yang tidak satu pemahaman, yang hanya memandang sesuatu satu sisi yaitu kekurangannya saja, tanpa menilai sisi baik dari jam belajar itu sendiri. Sebenarnya tujuan dari jam belajar yang terpusat bukan untuk mengekang gerak dari anggota itu sendiri, namun merupakan suatu kepedulian.
Penulis : Abd. Shamat
Editor : Abdul Muqhti
Lanjutkan๐
BalasHapus๐๐๐
BalasHapusBelajar dari kesalah pahaman
BalasHapusAjer ajer pabendher
BalasHapusMon terro deddiyeh reng bendher
Belajarlah dari kesalahan karna tidak ada kata" belajar dari kebenaran
BalasHapus