Kompleksitas Masalah Politik, Korupsi dan Penegakan Hukum di Negara INDONESIA

Kompleksitas Masalah Politik, Korupsi dan Penegakan Hukum di Negara INDONESIA

Penulis: Ainur Rohman

Ilustrasi negri para penipu [steemkr/muzammilrusli]



Negeriku Negeri Para Penipu.

Terkenal kesegala penjuru

Tentu saja bagi yang tak tahu malu

Inilah sorga sorganya sorga

Negeriku Negeriku

Begitu bunyi petikan lirik lagu yang dibuat dan dinyanyikan seorang musisi legendaris Indonesia Iwan Fals. Beliau adalah salah satu musisi yang terkenal berani dalam mengkritik pemerintah lewat syair-syair lagunya. oleh sebab itu beliau bukan hanya terkenal sebagai musisi namun juga terkenal sebagai kritikus pemerintah yang disalurkan lewat lagu-lagu ciptaannya. Dari beberapa potong lirik lagu Iwan Fals tadi, bisa diartikan bahwa Iwan Fals sedang meratapi nasip negerinya yang semakin hari semakin di isi oleh para pejabat pemerintah yang sukannya menipu dan membohongi rakyat.

Sudah menjadi fenomena lumrah bagi rakyat Indonesia ketika menjelang pemilu, akan banyak politikus yang sok-soan bersikap dermawan serta memberi perhatian lebih kepada rakyat, dengan berjanji begini dan begitu untuk mendapatkan perhatian dari rakyat sehingga jalan politiknya tercapai. namun itu hanya terjadi saat menjelang pemilu, lalu setelah pemilu mereka bagaimana? Jawabannya banyak dari mereka seakan lupa atas tugas dan wewenang apalagi pada janji yang mereka buat sebelum pemilu serta gambaran kedermawanan hilang tanpa jejak dan kemudian malah mereka satu-persatu berjajar dengan baju orange KPK terkena oprasi tangkap tangan korupsi.

Politikus dengan keadaan korupsi di Indonesia seperti mata uang, walaupun tidak semua politikus melakukan korupsi tapi fonomena korupsi bagi politikus merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan banyaknya kebijakan yang tidak tepat, serta dengan fonemena ini banyak para pejabat negara yang dalam penindakannya tidak jelas ujungnya Seperti kasus korupsi bank Century yang dilakukan oleh Budy Mulya telah menyebabkan kerugian Negara mencapai Rp 8.012.221.000.000;. Angka yang sangat besar bagi kerugian Negara. Namun kasus ini masih belum juga terselesaikan dan masih mandek di meja KPK.

Selain itu, fenomena yang tak kalah biasanya di Indonesia denga isu-isu korupsi, yaitu isu ketidak adilan hukum. Isu ini juga sering terjadi dan stetmen bahawa “Hukum Indonesia hanya berlaku bagi kaum bawah dan tidak berlaku bagi kaum atas dan elit politik” atau istilahnya Hukum Indonesia itu tumpul ke atas dan tajam kebawah, .seringkali bergulir karena fakta yang terjadi di lapangan emang demikian.

Salah satu fenomena dari istilah hukum Indonesia “Tumpul ke atas dan runcing kebawah” adalah penegakan hukum pada seorangn nenek tua yang berusia 67 tahun yang biasa di sebut Nenek Asyani. dia dituduh telah mencuri balok kayu jati di lahan perhutanan di desa Jatibanteng, Situbondo. dia divonis satu tahun penjara. Sementara itu ada beberapa tindak pidana kasus korupsi yang dilakukan oleh Heru Wahyudi yang sudah nyata mennyebabkan kerugian pada Negara sebesar 31 miliar hanya divonis dengan satu tahu enam bulan penjara. Hal ini sangat jauh berbeda dengan tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum delapan tahun enam bulan penjara. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa hukum sudah dikuasai oleh para orang yang ber uang sehingga mampu membuat hakim tega memanipulasi hukum dan mengorbankan profsionalitasnnya sebagai seorang pengacara atau hakim dengan imbalan segepok uang.

Sebagian potret kehidupan bernegara di Indonesia yang diuraikan di atas hanya sebagian kecil dengan Indonesia yang memiliki kompleksitas dari keberagaman dari aspek agama, suku, budaya, dan Bahasa. Maka tidak heran sering kali terjadi konflik interest antar masyarakat Indonesia ini.


                

Di Ujung Persimpangan

Di Ujung Persimpangan

Penulis: Zairiyah

Ilustrasi di ujung persimpangan [pixabay/jplineo]







Engkau adalah tunggu yang membuat Rindu
Perihal senyum yang mencipta Candu,
Tentang rangkaian kata indah yang sering kau bisikkan padaku
Hingga hati kau luluh lantakkan

Kau ku anggap pelipur Lara
Nyatanya kau pencipta Luka
Dikau adalah cerita yang tak kunjung Usai
Dalam rasa kau terus Menyemai

Kau Fiksi yang ku anggap Fakta
Juga ku anggap benar adanya,
Pada nyata kau hanya Ilusi
Yang menciptakan Rasa sepi

Engkau adalah Nanti yang tak berujung Pasti
Perihal janji yang kau ingkari
Pada hati yang terus tersakiti
Enggan untuk percaya lagi

Yogyakarta 28-11-2020

Titik Nadir keberagamaan Masyarakat Indonesia

Titik Nadir keberagamaan Masyarakat Indonesia

Penulis: Yaqin Mdr
Ilustrasi keberagamaan masyarakat [kulkulbali.com]


Agama merupakan ajaran yang dalam prateknya menjadi pedoman berprilaku manusia dengan dirinya sendiri, sesama manusia, alam dan Tuhan. Meskipun agama khususnya di Indonesia berbeda-beda tapi ada hal yang universal dalam ajarannya yaitu, penganjuran berbuat baik dalam rangka harmoni dalam kehidupan sosial masyarakat serta kepercayaan terhadap hari pembalasan setelah kematian.

Kesamaan Ajaran Agama diatas juga diperluas dengan prinsip ajaran agama yang memberikan kewajiban terhadap penganut agama lain, dengan kewajiban pembatasan maksudnya kewajiban pelaksanaan ajaran agama dilaksanakan setelah masuk agama tersebut. Hal ini di perkuat dengan perbedaan dalam agama bukan berarti tuhannpun berbeda melainkan kepercayaan terhadap tuhan hanya satu Tuhan yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Kesamaan dalam bertuhan tidak serta merta menunjukkan masyarakat Indonesia dalam pelaksanaan hubungan antar umat agama mulus banyak terjadi praktek pengkafir-kafiran seperti yang terjadi pada saat salah satu tokoh menyebut bahwa tokoh agama lainnya kafir karena berbeda pendapat dengan dirinya atau fenomena pernyataan atas pengistilahan non-islam atau kafir dalam salah kitab suci yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan baik-baik bahwa kita adalah kafir bagi umat agama lain dan umat agama lain adalah kafir bagi kita yang berbeda agama, fenomena pembatasan pelaksanaan Ibadah terhadap agama tertentu dengan mempersulit izin pendirian Gereja seperti yang terjadi di salah satu daerah di Yogyakarta atau pengrusakan salah satu masjid di Bandung, serta melakukan penghasutan untuk melakukan tindakan yang menyebabkan kerugian terhadap masyarakat lainnya seperti yang terjadi konflik antar agama di Maluku dan kasus penyerangan terhadap Pastor Karl Edmund Prier di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta serta penyerangan terhadap KH Umar Bisri, pimpinan Ponpes Al-Hidayah Bandung.

Keadaan seperti ini menjadi catatan yang serius untuk ditelaah kembali dan menjadi bahan refleksi keberagamaan masyarakat Indonesia, apakah benar kegiatan diatas yang menyebabkan kerugian terhadap orang lain adalah bagian dari ajaran agama di Indonesia ? atau Pancasila yang dalam pandangan Soekarno didalamnya terdapat nilai gotong royong udah hilang dalam masyarakat Indonesia ?.

Pertanyaan mungkin akan masih terus berlanjut dengan berjalannya keadaan serta klaim-klaim semu dari salah satu pihak yang menyebut dirinya adalah orang yang paling taat beragama yang dalam kajian Psikologis kaitannya body shaiming faktor dari adanya klaim-klaim semu tersebut biasanya terjadi karena ketidak percayaan dirinya sendiri dalam beragama sehingga menginginkan orang lain ikut melaksanakan keagamaan dirinya yang metode yang tidak dapat dibenarkan.
Bukankah dengan dibukannya Demokrasi dan dilindunginya melaksanakan peribadatan menjadi alternatif bagi pengembangan keagamaan yang baik bagi pemeluknya. Mengapa malah mundur pada masa jahiliah dimana kita mengenal prilaku Fir’au yang dengan pasukan tempur terbaiknya memerintahkan mengejar Musa untuk dibunuh karena tidak mempercayai bahwa Fir’au itu tuhan, Raja Herodes yang sangat ingin membunuh Isa putra Maryam ditiang salib, serta kisah Muhammad utusan Allah yang harus hijrah dari kota kelahirannya ke Madinah karena di halang-halangi oleh pamannya sendiri untuk beribadah dengan ancaman dibunuh.

Dari keadaan yang telah diuraikan diatas, kita sebagai masyarakat yang masih mempercayai bahwa memanusiakan manusia adalah hal yang paling utama serta pelaksanaan nilai Pancasila yang kita yakini Bersama bahwa itu bagian warisan leluhur kita maka sudah sepatutnya kita menjaga keberagaman dengan toleransi seperti yang pernah di ucapkan oleh nabi Muhammad ketika diminta untuk masuk agama masyarakat Qura’is “agamamu adalah agamamu, agamaku adalah agamaku”. 

Maulid Nabi Muhammad SAW, Dilihat Dari Pramagtisme John Dewey

Maulid Nabi Muhammad SAW, Dilihat Dari Pramagtisme John Dewey

Penulis: Abd. Shamat

Maulid nabi muhammad SAW [id.pngtree.com]









Pada bulan Rabiul Awal tanggal 12, tahun Gajah. Bertepatan pada 20 April 571.M merupakan hari dimana Nabi umat Islam lahir, peran dan kontribusi nyata, baik yang berkaitan dengan tatanan sosial seperti penghapusan perbudakan, masih dapat kita rasakan sampai sekarang ini. Tidak ayal bagi kita umat Muslim merayakan kelahirannya, sebagai momentum awal meluapkan rasa cinta dan syukur pada sang cipta, karena sudah menciptakan dan mengutus Nabi Muhammad SAW. sebagai antitesa dari kehidupan yang sudah tidak bermoral. 

Dalam tulisan ini kami akan mencoba membahas “ Merayakan Maulid Nabi” melalu pisau analisis filsafat pragmatisme. Sehingga akan mucul beberapa pertanyaan, kenapa hari kelahiran Nabi Muhammad dirayakan? Apakah perlu merayakannya? Atau hanya pemenuhan hasrat kewajiban sosial, yang sebenarnya tidak wajib tapi toh selayaknya dilakukan. Beberapa problematika itulah yang coba kami jelaskan dalam tulisan singkat ini. 

a. Mengenal Wajah Pragmatisme.

Sebelum lebih jauh pembahasan ini, saya akan coba sedikit menjelaskan pisau yang akan digunakan, sebab ketika kita salah memahami dan menggunakan pisau, akan berakibat pada hasil yang akan kita peroleh, semisal pisau untuk membelah roti, tapi kita gunakan untuk menyembelih ayam. 

Kata pragmatisme berasal dari kata Yunani fragma yang mempunyai arti tindakan atau perbuatan, sehingga pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa kebenaran adalah segala sesuatu yang membuktikan darinya sebagai yang benar dengan melihat pada akibat dan hasil yang bermanfaat secara pragmatis, faham ini berangkat dari logika pengamatan, dimana manusia, fakta individual terpisah dari satu dengan yang lain, sehingga dunia tampil apa adanya dan semua perbedaan diterima begitu saja. 

Teori pragmatisme sendiri menekankan pada fungsi (John Hospers,43:1999) yang dapat dirasakan secara kongkrit oleh yang mengamati. Apalah daya suatu mobil dengan segala kerumitannya, ketika tidak bisa berjalan, sebab subtansitas dari mobil ketika berjalan. Apa gunanya pula ketika kita menyatakan makhluk yang paling rindu dan cinta pada Nabi Muhammad, ketika membacakan shalawat dan merayakan kelahirannya saja enggan. 

b. Bentuk Nyata Kecinta-an Pada Nabi Muhammad SAW

Perayaan kelahiran Nabi Muhammad merupakan manifestasi nyata yang dimiliki oleh seorang muslim dalam mencintai Nabi Muhammad, sehingga tidak ayal bagi indivudu masyarakat yang mencintai Nabi merayakan hari kelahirannya dengan ragam kepercayaan yang dimilikinya, seperti membaca shalawat sembari membeli buah untuk disedekahkan. Meski pada dasarnya Islam sendiri tidak pernah memberikan bantuk hukum yang nyata bagi yang merayakan kelahiran Nabi Muhammad. 

Dalam hal ini saya akan mecoba mensintesiskan antara perayaan kelahiran Nabi dengan cinta, mengapa dengan cinta? Sebab cinta sendiri mengandung dua unsur. Pertama, sedalam apapun faham atau ucapan mengenai cinta itu tidak akan ada artinya kecuali ditransindenkan supaya dapat dirasakan kehadirannya. Kedua, cinta akan terus tubuh, seperti halnya teori pragmatisme yang akan terus berbenah diri, John Dewey pernah mangatakan bahwa yang paling penting dalam suatu perbuatan atau tindakan mempunyai peran nyata bagi kehidupan kemanusiaan (Harun Hadiwijono,1980: 130) wujud perayaan merupakan bentuk nyata dari rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW. 

Adanya perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebagai jembatan penghubung antara rasa cinta yang dimiliki umat Muslim dengan Nabi Muhammad sendiri. Paham pragmatisme yang selalu menekankan pada fungsi, pelayanan dan kegunaan, termanifestasi nyata dalam bentuk perayaan pada kelahiran Nabi. Saat kamu mengatakan cinta saat itu pula kamu harus tahu pada setiap sudut apa yang kamu cintai, mulai dari perjalanan hidupnya sampai sosial kultural yang mempengaruhinya, jika cenderung kamu tidak mengetahui satu hal pun tentangnya sama saja seperti seekor sapi yang berkata ia bisa menyelamatkan teman- temannya sebelum menjadi kornet atau daging panggang. wallahu taala a’lam 



Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Sekaligus Bakti Sosial

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Sekaligus Bakti Sosial

 


IMABA YOGYAKARTA- Dalam rangka perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang lebih dikenal dengan Maulid Nabi kembali digelar oleh IMABA (Ikatan Mahasiswa Bata-Bata). Perayaan maulid nabi tersebut dirayakan pada malam sabtu tanggal 6 November 2020, Pukul 19:30-22:00 WIB. Acara tersebut dilaksanakan di OMAH PMII, Yogyakarta. Maulid kali ini berkolaborasi dengan IKABA JOGJA (Ikatan Alumni Mambaul Ulum Bata-Bata), Dengan tema “BERMAULID DAN MENINGKATKAN NILAI SOSIAL DIMASA PANDEMI”. 

Kegiatan dihadiri oleh anggota IMABA JOGJA dan IKABA JOGJA, juga turut hadir  pula, berbagai instansi seperti, Orpes (Organisasi Pesantren), Orda (Organisasi daerah), Sesepuh Madura yang berdomisili di Yogyakarta, dan Pengurus demisioner Imaba Jember.

Acara maulid dan bakti sosial kali ini mengundang para anak yatim dari PP. Darun Najah. Ada beberapa rentetan acara pada malam hari tersebut, diantaranya, pembacaan asyraroful anam yang merupakan salah satu acara yang wajib ada saat perayaan maulid nabi, dan ada juga acara pemberian bingkisan kepada anak panti dan juga pemberian simbolis dari ketua panitia dan koordinator wilayah kepada ketua panti yang mana pada saat itu diwakili oleh Moh. Robert Syaiful Islam. 

Acara tersebut juga turut mengundang Bapak Mambaul Bahri, S,Th,I, selaku ketua PW NU Care Laziznu daerah Yogyakarta untuk menjadi pemateri pada acara tersebut. Beliau mengatakan “bahwa acara yang diadakan kali ini sangat bagus, karna ditengah-tengah pandemi saat ini, kalian dapat merayakan kelahiran nabi Muhammad Saw dan juga mencontoh salah satu akhlak beliau yaitu bersedekah”. Ujarnya

“Harapan dengan adanya acara kali ini, kita berkumpul bersama-sama merayakan maulid Nabi, bukan hanya sekedar perayaan dan memperingati setalah itu selesai. Akan tetapi dengan merayakan maulid Nabi bisa menambah kecintaan kita kepada Nabi dan kita bisa flashback lagi bagaimana beliau memperjuangkan agama khususnya nilai-nilai keislaman dan membawa akhlaq yang terpuji  sehingga apa yang beliau lakukan harus kita ikuti dan kita terapkan dalam kehidupan sehari hari. insyaallah dengan adanya acara ini selain merupakan bentuk upaya kita meneladani Rasulullah SAW, juga menjadi modal sosial yang sangat berharga bagi kita semua terutama di masa pandemi kali ini” Ujar Ainul Yaqin ketua panitia, disela-sela sambutanya.

Miftahul Arifin, Koordinator Wilayah DPW IMABA JOGJA, Menyampaikan bahwa "perayaan maulid pada kali  ini mungkin berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dikarenakan perayaan maulid pada malam ini merupakan merupakan acara kolaboratif antara IMABA  dan IKABA, hal tersebut menjadikan cerminan bahwasanya antar IMABA dan IKABA mempunyai pola kordinasi yang baik. Mengingat tema " Bermaulid dan Meningkatkan Nilai Sosial di Masa Pandemi",  tersebut mencerminkan bahwa pandemi yang sering kita kambing hitamkan, pandemi yang digadang-gadang sebagai tidak terlaksananya program kerja, pada kenyataannya tidak demikian. Adanya acara pada malam hari ini menunjukkan bahwasanya IMABA dan IKABA masih eksis dalam kondisi apapun". Ujarnya.


Reporter: Hafidz

Editor : Jurnalistik DPW IMABA YOGYAKARTA


Pada Malam

Pada Malam

 


Pada Malam


Oleh: Samsul Adnan


Pada malam, Renungan 

Berselimut ke ubun-ubun 

Sinar lampu terhalang pohon sabu

Jiwa rimpuh ingin terus mengabdi.


Bersemayam pada citra, yang

Tersimpan Rapi di galeri.

Sekali saja aku katakan

Tidak akan lagi bersungut-sungut

Jujur pada masa 

Meski tak akan hinggap.


Pada malam senantiasa,

Berdo'a di keheningan 

Bersama kertas suci,

Dan menggarap tubuhmu.

Biarlah aku di penjara dosa-dosa 

Meliang di pinggir sungai, Rerumputan.

Terguyur sesaat menggali


Setelahnya, menjamah tubuh mu

Merengkuh hingga tersimpuh

Merawat ke dalam Bak mandi 

"Kita telah membuat benih"


Pada malam hari nanti

Kau tak akan lagi suci, Dan 

Aku tak akan lagi mau mengabdi.


Pada suatu malam nanti

Kita akan terpisah

Dari tempat tidur bawah.

Pagi ke sawah

Sore ke ladang

Kamu saja berdandan 

Persiapan malam selanjutnya.


Cerita pada malam 

Bahwa bersenggamaku

Ilusi

Fiksi 

Dan halusinasi.


Yogyakarta, 19 Oktober 2020



Buruh, Mahasiswa, Rakyat Dilema Parodi Pembuatan UU Cipta Kerja

Buruh, Mahasiswa, Rakyat Dilema Parodi Pembuatan UU Cipta Kerja

 


Founding Father Indonesia dalam merumuskan Pancasila serta Undang-undang Dasar kala itu, menggali dari keadaan masyarakat Indonesia yang dimiskinkan dan diperbudak oleh kapitalisme dan kolonialisme penjajah yang merampok bumi Indonesia. Sehingga arah perjuangan mereka yang diaktualisasikan dengan Pancasila serta Undang-undang Dasar untuk sampai pada tahap berdaulat dalam politik, berdikari dibidang ekonomi dan kepribadian dalam kebudayaan berjalan dengan baik.

Founding father juga merumuskan tujuan negara dengan sangat jelas, yang disebutkan dalam pembukaan Undang-undang Dasar yaitu menciptakan pemerintahan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Tujuan negara yang luhur sepantasnya diaktualisasikan dalam tingkah laku pemerintah serta jajarannnya dalam penerapan kebijakan dengan hukum sebagai instrumen. Hukum sebagai instrumen akan cacat ketika para pembuat hukum dan pelaksana hukum adalah orang-orang yang tidak akuntabilitas dan tidak sesuai dengan yang diharapkan seperti yang tercermin dalam asas-asas pokok pemerintahan yang baik.

Kejanggalan Omnibus law

Pertama, Isu terbitnya Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker), telah menimbulkan konflik baru dalam masyarakat, bukan hanya bagi buruh yang merasa jaminan serta haknya dilucuti seperti pemberlakuan Cuti dan istirahat, Upah, Pasangon, Jaminan Sosial, serta PHK yang kesemuanya di beberapa poinnya malah merugikan.

Bagi mahasiswa dan masyarakat luas yang merasa memilki kewajiban moral untuk menyuarakan pikiran serta isi hati merasa terdzolimi oleh Pemerintah serta DPR dalam proses pengesahannya yang dilakukannya pada tanggal 5 Oktober 2020, di suasa Covid-19 yang mestinya Pemerintah dan DPR mengutamakan kesehatan masyarakat bukan malah mengesahkan RUU Ciptaker yang urgensinya tidak ada.

Kemudian materi undang-undang yang dianggap lebih Pro pada investor sangat menyakiti masyarakat terdampak seperti buruh dan masyarakat adat nantinya, dalam Naskah Akademik RUU Ciptaker investasi dikembalikan ke teori pertumbuhan Solow-Swan pada tahun 50-an bahwa Investasi dipercaya sebagai faktor pertumbuhan, sedangkan di beberapa negara yang maju ekonominya menempatkan human capital dan inovasilah yang menjadi penentu pertumbuhan ekonomi, sangat disayangkan keadaaan ini terjadi di Indonesia.

Kedua, Indonesia mempunyai aturan pembuatan perundang-undangan yang telah diatur dalam UU No 12 tahun 2011, tapi yang banyak aturan dalam pasal tersebut tidak dipatuhi oleh Pemerintah dan DPR dalam proses penyusunan RUU Ciptaker, dari tahap penulisan naskah akademik hingga tahap pengesahan yang terjadi pada 5 Oktober 2020, kemaren. Walaupun RUU Ciptaker secara teori perundang-undangan menggunakan metode omnibus law yang tidak sama dengan yang dianut Indonesia tapi bukan serta merta Pemerintah dan DPR mengabaikan UU No 12 Tahun 2011 sebagai instrumen tersebut.

Dengan tidak tunduknya pemerintah terhadap UU No 12 tahun 2011, yang dulunya mereka sepakati Bersama menimbulkan prasangka bahwa kedua Lembaga tersebut sebenarnya tidak sungguh-sungguh menjalakan tugasnya yang diberikan oleh Undang-undang Dasar.

Ketiga, minimnya keterbukaan pemerintah atas yang sebenarnya terjadi dengan pengesahan undang-undang tersebut. Keadaan ini sangat dirasakan betul oleh kawan buruh, mahasiswa serta masyarakat luas ketika mereka menyampaikan aspirasi dimuka umum, atas pengesahan yang dilakukan oleh Pemerintah dan DPR atas UU Ciptaker. Mengacu pada RUU yang baru disahkan, Jokowi malah menyatakan diketerangan Persnya menyebut “saya melihat adanya unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja yang dasarnya dilatar belakangi oleh disinformasi mengenai subtansi UU ini dan hoax di medsos”.

Sehingga kawan-kawan buruh, mahasiswa dan masyarakat merasa bingung, penyebar Hoax sebenarnya siapa di keterangan yang dipublikasikan di website Menko Perekonomian yang diupload pada 7 Mei 2020 RUU Ciptaker berisi 1028 halaman, kemudian informasi yang beredar pasca pengesahan pada 5 Oktober 2020 RUU Cipta kerja dengan ketebalan 905 Halaman. Menurut sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar yang dikutip di Media Indonesia menyebutkan bahwa RUU yang dalam paripurna adalah 905 Halaman kemudian setelah diperbaiki format, spasi serta hurufnya menjadi 1035 halaman. Kemudian dalam konfrensi yang dilakukan oleh DPR RI yang diwakili oleh M. Aziz syamsuddin pada tanggal 12 Oktober 2020 bahwa Undang-undang tersebut ternyata ada 812 halaman.

Dari sini sangat jelas ada ketidak sinkronan data RUU Ciptaker antara Pemerintah dan DPR dalam rangka menjelaskan pada publik atas informasi RUU Ciptaker. Pernyataan Jokowi atas Hoax yang terjadi di medsos menjadi blunder karena nyatanya pemerintah sendiri tidak jelas juga atas RUU Ciptaker yang sebenarnya.

Dari hal ini masihkah kita harus mendukung pemerintah untuk menerima RUU Ciptaker agar diterapkan di Indonesia sedangkan RUU ini sangat merugikan nasib buruh, serta mencederai kepercayaan mahasiswa serta masyarakat pada pemerintah dan DPR sebagai Lembaga yang diberikan kewenangan oleh Undang-undang Dasar untuk menciptakan kesejahteraan.

Moh ainul yakin

Divisi jurnalistik


KMB V DPW IMABA Yogyakarta

KMB V DPW IMABA Yogyakarta

Upacara Pembukaan KMB V (Kaderisasi Mahasiswa Bata-Bata yang ke-5)


Yogyakarta- DPW IMABA Yogyakarta kembali mengadakan kaderisasi  tingkat formal  atau yang disebut dengan KMB V ( Kaderisasi Mahasiswa Bata-Bata Yang ke- 5) dengan tema “Membentuk Anggota Yang Beradab, Berintelektual, serta Berjiwa sosial.” Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 10 Oktober 2020 dan dilaksanakan di PKBM Bina Karya Yogyakarta, kec.Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Acara tersebut berlangsung selama dua hari satu malam, dengan berbagai materi yang disampaikan, seperti ke-IMABA-an, kepemimpinan, manajemen organisasi, kebangsaan dan teknik lobi dan sidang. Sesudah materi disampaikan, dilanjutkan dengan FGD (Forum Group Discussion).

Ketua panitia KMB V, yakni teretan Samhaji menyampaikan “KMB adalah  acara yang sakral di IMABA, dan mengharapkan kepada anggota KMB V untuk terus semangat dalam menjalani kegiatan kaderisasi formal ini.” 

Di lanjutkan Koordinator Wilayah IMABA Yogyakarta yakni Taretan Miftahul Arifin menyampaikan, khususnya ke anggota IMABA KMB V, “Berharap Taretan IMABA yang mengikuti kegiatan ini dapat membuahkan  hasil sesuai dengan apa yang diharapkan panitia, yakni Beradab, Berintelektual, Serta Berjiwa Sosial.” Ujarnya 

Di lain pihak, taretan Ahmad Faruq shaleh selaku perwakilan DPP IMABA, sangat mengapresiasi upacara pembukaan kegiatan KMB V kali ini, bahkan bisa dibilang pembukaan yang luar biasa dari sebelumnya. Beliau juga menyampaikan pesannya ketua DPP IMABA yakni Taretan Abd Hamid , yang kebetulan tidak bisa hadir, karna mempunyai agenda yang tidak bisa ditinggal beliau berpesan tiga hal Pertama permohonan maaf atas ketidakhadirannya, kedua, kepada anggota IMABA KMB V tetap semangat dan jangan Sampai kendor dalam ber IMABA dan berorganisasi walaupun dalam masa pandemi, dan yang ketiga tetap jaga solidaritas.” Pesannya”

KMB V bukan cuma sekedar kaderisasi mahasiswa baru tapi, juga bentuk solidaritas dengan sesama anggota dan kepanitian IMABA Yogyakarta agar dapat memenuhi falsafah IMABA yakni religius, akademis dan transformatif. 

Redaksi 

Oleh; Divisi Jurnalistik IMABA Yogyakarta


Peran Mahasiswa Untuk Desa

Peran Mahasiswa Untuk Desa

 


Peran Mahasiswa untuk Desa

YOGYAKARTA- kemarin,   Ikatan Mahasiswa Bata-Bata(IMABA) Yogyakarta melaksanakan kegiatan diskusi Rutinan satu bulan satu kali, yang di gagas  oleh divisi intelektual dengan tema  “PERAN MAHASISWA UNTUK DESA”. Diskusi tersebut dilaksanakan di Keraton DPW IMABA Yogyakarta dan juga Live di akun FB IMABA Yogakarta sendiri, dikarenakan sebagian anggota IMABA masih belum bisa kembali ke Yogyakarta( 14/9/2020)

Kegiatan tersebut turut mengundang ABD MUQHTI. S.Sos, sebagai pemantik dalam diskusi.Beliau juga termasuk salah satu demisioner pengurus IMABA Yogyakarta pada masanya. Anggota IMABA  yang masih baru turut menghadiri dan memeriahkan jalannya diskusi. 

Fathurridho selaku moderator menyampaikan tema ini merupakan salah satu bentuk untuk menguatkan kepakaan kita sebagai  mahasiswa  , karena mahasiswa harus menjadi peran penting bagi  masyarakat dan desanya sendiri dan, kita sebagai generasi agen of  change atau agen of social control harus mengubah mainset yang tidak baik bagi regenration demi kemajuan sebuah desa baik dari segi SDA,SDM dan lain-lain.

 Dalam diskusi tersebut pemantik menyampaikan sekaligus  menyarankan bagi kita semua ketika sudah pulang kerumah masing-masing,  buatlah organisasi masyarakat,pemuda atau mahasiswa untuk menyatukan semua pemikiran tentang bagaimana mensejahterakan desa. Seperti halnya di salah satu desa di madura ada pemuda yang bisa mengumpulkan masyarakat desa dengan membuat organisasi. Memang tidak mudah menyatukan banyak pemikiran menjadi satu. tapi dengan cara melihat peluang apa yang ada disitu,sepertinya halnya contoh perkumpulan anak Gank, kenapa kita tidak mendekati mereka? Kita cari siapa powernya . Setelah sama sama dekat kita bawa mereka ke inti awal pelan-pelan” Pesannya.

(REDAKSI)


Di Bukit Madura

Di Bukit Madura

 




Di Bukit Madura

Oleh: Funky Zubair Affandi


Panas kerontang teman nelayan sisir laut

jala dijinjing diatas sampan 

doa dirapal 


Anak dan keluarga dikejar ombak riuh

angin mengejar dari belakang


Mengerlap bahu petani ojheng keringat harap 

dan arah cangkul menjadi rumah kala hujan 

menjadi tanda sepasang tubuh memar dibajak koin kerikan


Kehidupan yang masih sempurna 

tatanan tetap terjaga

Madura ditanam menjadi hiasan karangan sudut-sudut rumah


Madura

Adalah kolam susu siapa yang tidak tahu 

dengan biru buminya madura tidak stroke, kanker, iri dan dengki, impotensi dan penyakit gengsi


Di bukit Madura

Aku membaca puisi 

aku melihat kehidupan yang tentram

jauh dari polusi 

jauh dari erupsi 

jauh dari korupsi 

jauh dari caci maki 

jauh dari cuci tangan kambing hitam 

jauh dari penguasa yang kejam

jauh dari tatanan masyarakat yang dangkal


Pasir pantai yang panjang gemuk akan belaian air bibir pantai yang beradu mesra dengan burung-burung kicau


Batu karang yang kokoh 

populasi ikan-ikan tertata dari kampung-kampung

dusun 

desa 

kabupatan dan kota


Dari bukit Madura 

Jelas terdengar suara panggilan shalat anak-anak kecil membaca shalawat 

dan para bapak tua menyenandung pojokan rumah reot


Sesama kerabat, tetangga dijaga

Jaga mulut jaga hati 

senantiasa sabar dalam diri


Puisi ku terbentur sapi kerapan memanggil senyum pada pipinya yang ranum


Sapi kerapan itu menari-nari mengelilingi kota dengan suara kaki-kaki mirip seperti ringkikan rindu kekasih pada malam hari


Madura 

Adalah rumah-rumah topi menunduk depan 

halaman luas tetanaman tumbuh tanah subur mengali air sumur 


Kucur slamatan dan ketan menabung persaudaraan mengiring doa-doa ke tanah nenek moyang 


Disini Madura

Sawo matang, kuning telur dan putih kulit tidak dibedakan


Madura mengenal adat persaudaran yang kental

Madura mengenal cinta yang panjang

Madura mengenal kasih dan sayang

Madura tempat teduh yang nyaman

Madura pulau dengan segala keharmonisan

Madura adalah celurit terpampang diatas ubin kamar simbol ketawadhuan


Di bukit Madura

Puisiku dibawa semilir 

angin tertiup salam dari sakera bapak dengan kumis tebal 

tokoh madura yang dikenal


Dari bukit Madura aku melihat

Para tokoh masyarakat, kyai dan ustadz mengangkat tangan setiap pertiga malam 

doa-doa mereka melintasi langit 

Berbinar layaknya bintang gemintang


Rakyat atas bawah menyatukan tangan memajukan pendikan, kebun, pasar, toko-toko klontong, dan masuk ke dalam penjual asongan


Madura 

Adalah waktu yang sampai tuhan menjanjikan 


Madura 

Adalah ruang dengan segala


Madura

Pada puisiku berkumandang.


Cangkemmu!!!!

Cangkemmu!!!!





CANGKEMMU!

Oleh: Funky Zubair Affandy

 

 

Virus Corona belum juga kelar 

Guru dan dosen mengajar

Rumah tungku api 

Angin melahap diri

 

Bukan karena virus corona, kemiskinan kouta, jauh jangkaun, atau juga aparat Negara kerjanya itu-itu saja

 

Virus corona anugerah

Berkat dia suami istri yang LDR sudah lama serumah

Buruh istirahat dulu

Pendidik mengurusi anak dan ibu

Mahasiswa mabuk kopi buatan sendiri

Kata-kataku dari diskusi

 

Masyarakat Indonesia terlalu uh, ah dan ih

Rahangnya tandus

Matanya pun penuh ingus

Pelbanyak tadarus

Siapa tahu ajal mengendus

 

Tanah Indonesia kaya

Dimana ada semakmur Indonesia

Masyarakatnya teratur bayar pajak

Aparatnya teratur pula korupsinya

 

Dimana ada seindah Indonesia

Keberagaman budaya dan bahasa

Petinggi kuasa beruforia mengagungkan kursi kekuasaanya

Ada yang pajang mobil keluaran baru di statusnya

Ada juga cekrek poto di restoran dan memakai baju di mol ternama

Bertamasya bunga sakura

 

Dimana ada seindah Indonesia 

Masyarakat kecil makan nasi belum tentu

Ada bantuan banyak tangan genit kepentingan melorot satu-satu

Duh virus corona gambar deritamu. 

 

Rumah Teater, Agustus, Duapuluh-Duapuluh.

Hidup cuma satu kali energi selamanya

Hidup cuma satu kali energi selamanya

 

"Tak ada yang menyadari bahwa sebagian orang menghabiskan energi yang sangat besar hanya untuk menjadi normal."

(Albert camus)

  Setiap mahluk hidup tidak bisa menghindar dari yang namanya energi, energi bahkan sudah menjadi bahan pokok dalam kehidupan manusia seperti halnya: air, nasi, angin dan semacamnya. Pada saat prasejarah manusia sudah menemukan energi meski cuman energi seadanya seperti halnya energi kayu bakar sebagai alat memasak, energi matahari sebagai alat untuk mengeringkan pakain atau mengeringkan sejenis makanan (ikan teri dan rumput laut).

     Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang mulai modern, manusia mulai  menemukan banyak energi seperti: minyak bumi, batubara, bio desel dan energi panas bumi yang sudah banyak di terapkan di indonesia salah satunya di daerah Dieng, Jawa Tengah. Batubara merupakan energi yang di gunakan untuk pembangkit listrik melalui uapnya. Pada abat ke-18 batubara yang bisa memperoduksi uap di gunakan sebagai alat penggerak mesin yang berada di industri-industri besar di kawasan Eropa, sehingga menjadi suatu hal yang baru di kehidupan manusia pada masa itu. 

   Sumber Energi batubara di gunakan sebagai sumber energi sejak zaman dahulu sampai sekarang. pada abad ke-19 mulailah minyak bumi di temukan pada zaman itu minyak bumi di gunakan sebagai alat penggerak generator yang  bisa menghasilkan energi primer untuk pemanas dan penerangan. Sehingga mulai sedikit menggantikan energi batubara.

Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat khususnya di negara kita, pemamfaatan energi menunjukkan suatu hal bahwa kehidupan manusia tidak bisa di jauhkan dari energi, meski energi tersebut yang di gunakan bukanlah energi yang dapat di perbarukan, artinya suatu saat energi tersebut bakal habis. Kita sebagai manusia harus menjadi manusia yang kreatif dan inovatif untuk mencari energi yang dapat memenuhi semua manusia dan bisa bertahan lama sampai berakhirnya alam semesta ini.

Secara harfiyah, istilah energi berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon, yang berarti “kerja”. Jadi, kalau difinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Dalam ilmu fisika, energi merupakan suatu besaran turunan dengan satuan N.m atau joule. Berdasarkan undang-undang yang tercantum di UUD negara kita Nomor 30 Tahun 2007 tentang energi, definisi energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanik, kimia, dan elektromaknetik. Sumber energi berasal dari energi yang bisa menghasilkan energi baik itu berupa gerak maupun yang bisa merubah gelap menjadi terang (listrik dan cahaya).

Secara sederhana, energi salah Satu yang bisa membantu ke berlangsungan hidup kita, lebih-lebih di bidang perusahaan besar yang lebih dominan menggunakan tenaga mesin pasti membutuhkan banyak energi baik itu energi listrik, minyak bumi, atau batubara. Sebelum kita melengkah lebih jauh tentang energi kita harus tau bentuk-bentuk energi !. dari saking banyaknya energi di muka bumi ini ada beberapa energi yang harus lebih ketahui seperti halnya: 

     Energi kinetik, merupakan rumusan dari energi kecepatan seperti halnya kecepatan angin yang bisa menghasilkan energi listrik semakain kencang angin yang di rasakan makan semakin banyak pula energi yang bisa di hasilkan. Energi potensial, suatu energi yang tersimpan di dalam suatu energi seperti air yang mempunyai berat jenis suatu air.

 

“Jika ada kesalahan dari tulisan maupun yang lainnya mohon di maklumi karena saya cuman sebagai manusia yang tidak bisa di perbarukan tapi cuman bisa menemukan suatu yang baru atas izin-Nya”

Penulis; A. Rizky Wahyudi (Wakil koordinator DPW IMABA Yogyakarta)




IMABA Yogyakarta Rayakan Milad ke-11

di Suasa Pandemi Covid-19

 Gambar 1 (Pemotongan tumpeng oleh koorwil DPW IMABA Yogyakarta)

        Yogyakarta – Milad IMABA Yogyakarta ke -11 kembali dirayakan dengan tema, “Berdikari Bersama IMABA Yogyakarta Di Masa Pandemi” sukses dilaksanakan, Kamis malam (20/09/20). Milad yang pelaksanaanya memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 dilaksanakan di Gedung Lkis diikuti oleh sejumlah calon anggota, anggota, pengurus, alumni serta simpatisan IMABA Yogyakarta.

 

Perayaan kali ini tidak seperti tahun sebelumnya, pandemi covid-19 membatasi hadirnya beberapa anggota IMABA Yogyakarta secara langsung di Gedung Lkis, sehingga untuk mensiasati problematika tersebut panitia pelaksana memfasilitasi anggota IMABA Yogyakarta yang tidak bisa hadir dapat mengikuti acara Milad melalui live Instagram @imabajogja.

 

Kordinator IMABA Yogyakarta, Miftahul Arifin. Dalam sambutannya berharap tretan-tretan (sapaan akrab IMABA) IMABA lebih bersemangat untuk berproses di IMABA, walaupun dalam masa atau kondisi pandemi,” tuturnya.

 

Puncak kegiatan dari milad dilakukannya pemotongan tumpeng oleh Penasehat IMABA Yogyakarta, yakni warsis Mawardi, dan dilanjutkan dengan pesan serta harapan untuk IMABA Yogyakarta kedepannyaDi hari ulang tahun IMABA Yogyakarta yang ke sebelas ini, kita harus lebih memperkuat lagi akan persaudaraan kita, biar IMABA lebih solid kedepannya Pesannya.

(Redaksi)

Belajar seni mencintai dari Sun Tzu

Belajar seni mencintai dari Sun Tzu

 


Belajar seni mencintai dari Sun Tzu

"Cinta adalah perbuatan dharma dengan tanpa Pamrih apapun." ~Sun Tzu

 

Berbicara soal cinta, kita pasti di ingatkan dengan suatu waktu, tak kala ketika rasa menggebu-gebu menginginkan atau ingin memiliki seseorang yang dicintai.

Dalam tulisan ini saya akan menjelaskan atau memaparkan sebagian kecil dari buku Teguh Wangsa Gandhi HW yang berjudul " The Sun Tzun's Art of loving"

 

Sejak kecil Sun Tzu bernama Chen wu. Sun Tzu lahir di Negeri Qin, lahir di tengah keluarga militer yang bermarga Chen. Sejak kecil ia sangat akrab dengan Pendidikan maupun praktik perang. bahkan Sun Tzu bisa dibilang masa kecil nya sempurna ketimbang teman-temannya. Maka dari itu ia dengan mudah melewati masa muda nya tanpa banyak kesulitan dan beban.

 

Perjalanan Cinta Sun Tzu

 Dalam peristiwa busur (Pertumpahan Darah antara kerajaan) disitulah Cinta Sun Tzu dimulai, ketika keluarga Sun Tzu membatai habis-habisan seluruh keluarga kekasihnya, didepan mata dan kepalanya. Saat pembantaian terjadi ia bisa mengecoh ayahnya dan menyelematkan kekasihnya dari pertumpahan darah tersebut. Tapi Sayang disuatu kemudian hari Sun Tzu tidak bisa menyelamatkan kekasih nya dari kamatian sebab bunuh diri, karna dilema dan sakit hati yang mendalam.

Saat itulah sun Tzu menjadi pemurung, ia merasa bersalah atas apa yang menimpa sang kekasih beserta keluarga nya. Meskipun hidupnya serba berkecukupan bahkan lebih, luka tetap saja luka, sulit untuk disembuhkan, apalagi sang kekasih yang ia sangat Cinta pergi tuk selamanya.

Walau bagaimanapun waktu bukanlah obat yang mampu mampu membuat jiwa tersebuhkan dari luka. Waktun hanya mampu mengaburkan luka tidak begitu kentara. Akan tetapi dalam kenyataannya, luka tetap saja luka, yang pedihnya selalu menimbulkan derita. 'maka mati' begitu kata Sun Tzu "tetaplah mati"

Sun Tzu mengalami bentrokan batin yang kuat, sehingga ia memutuskan untuk mengembara. Dalam pengembaraannya ia banyak mendapatka pengalaman  hidup, dari berbagai desa yang ia lewati dalam pemgembaraan dan dalam pengasingan dirinya ia banyak merenungkan berbagai keluh-kesahnya seperti hidup yang dialami nya.

Selama dalam pengasingan, hal utama yang sun Tzu renungkan adalah tiga hal yang berkaitan dengan masa lalunya yakni kebenaran, dharma dan cinta. Tiga hal tersebut lekat sekali dingatan nya, karna sejak di usia muda ia sering mendengarkan dari Gurunya, yang berulang kali menjelaskan padanya.

Kenangan sun Tzu dan kakeknya terpintas di benak Sun Tzu saat Dulu kakenya bertanya tentang peletakan hidup " pada hal apa, engkau meletakkan hidup dan matimu..?

Lalu sun Tzu menjawab "Kakek, hidup manusia akan bermakna jika ia senantiasa meletakkan hidup dan matinya dalam tiga hal yang tidak bisa dipisah-pisah; yakni kebenaran, Dharma, dan cinta. Pada tiga hal inilah, hidup dan mati yang saya miliki, akan saya letakkan.

"Lalu apa yang kamu ketahui tentang kebenaran ?"

"Kebenaran adalah melihat sesuatu dengan apa adanya, tanpa menambah atau menguranginya."

"Lalu apa yang kamu ketahui tentang dharma?"

"Dharma adalah menjalankan tanggung jawab dan panggilan hidup sesuai ketetapan Langit dengan sebenarnya."

"Lantas apa yang kau ketahui tentang cinta?"

"Cinta adalah perbuatan dharma dengan tanpa pamrih apapun."

Begitulah Sun Tzu dengan cerdas nya menjawab pertanyaan sang kakek, sehingga kakeknya makin menyayangi Sun Tzu.

 

SUPRA

JURNALISTIK  DPW IMABA YOGYAKARTA