Oleh: Mohammad Juri*
Dua tahun yang lalu, R.K.H. Abd Hamid AMZ, cucu dari R.K.H. Abd Majid, memberikan ceramah di Surabaya dalam rangka pembukaan kongres nasional IMABA ke-II, ketika itu beliau berdoa kepada
Allah swt. agar Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (selanjutnya disingkat IMABA) menjadi organisasi besar dan mandiri. Beliau melihat bahwa alumninya membutuhkan wadah untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang telah dimiliki sejak aktif menuntut ilmu di Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata, Pamekasan hingga masuk perguruan tinggi.
Dalam waktu dekat, kongres IMABA ke-III akan diselenggarakan. Ide, gagasan, opsi bahkan retorika logikapun akan mewarnai rangkaian kongres. Anggota IMABA baik anggota biasa, anggota istimewa, maupun anggota kehormatan ber-musabagah untuk mensukseskannya. Pada forum itu sejatinya IMABA merumuskan konsep berpikir dan bersikap (gerakan) yang menciptakan rahmatan lil alamin.
Dalam Al-Qur’an, kata rahmat disebutkan 79 kali, antara lain dalam Q.S. al-Baqarah (2): 157, Q.S. al-Hadid (57): 27, Q.S. al-An’am (6): 157, Q.S. al-Isra’ (17): 82, Q.S. al-Zumar (39): 53, Q.S. al-Ruum (30): 21, atau Q.S. al-Fath (48): 29. Sedang dalam hadits, kata rahmat banyak juga disebutkan yang hampir semuanya berarti hubungan antar manusia agar saling lemah lembut dan kasih sayang. Seperti hadits berikut : Nabi saw bersabda; "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam bercinta dan berkasih sayang seperti satu anggota badan, jika sebagian anggota badan ada yang sakit maka yang lain ikut merasakan" . Dan Rasulullah saw bersabda; "Barang siapa yang tidak memberikan kasih sayang maka ia tidak akan mendapatkan kasih sayang" .
Bahkan Rasulullah saw bersabda; "Barang siapa yang tidak memberikan kasih sayang kepada umat manusia maka Allah swt tidak memberikan kasih sayang kepadanya"
Kata rahmat secara bahasa berarti lembut, kasihan dan ampunan seperti firman Allah dalam Q.S. Yunus (10): 57 yang artinya “Dan petunjuk serta ampunan bagi orang-orang yang beriman”, Q.S. al-Taubah (9): 61 yang artinya “Dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu”, Q.S. al-Balad (90): 17 yang artinya “Dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang”, dan Q.S. al-‘A’rab (7): 56 yang artinya “Sesungguhnya rahmat Allah dekat kepada orang-orang yang berbuat abaik”. Sedang secara terminologis kata rahmat adalah suatu kehendak untuk menyalurkan kebaikan serta membebaskan dari segala bahaya dan melepaskan dari sesuatu yang dapat merusak kehidupan umat manusia, seperti membantu orang yang lemah, membantu orang yang sedang butuh, meringankan beban orang lain, tidak keras hati di depan orang lain, dan sebagainya.
Dengan demikian, IMABA adalah manhaj (cara hidup/jalan) untuk mengaktualisasikan potensi anggotanya dalam melaksanakan tugas kepada Tuhan (habl min al-Allah), dan negara (habl min al-nas/habl min al-ardhi) yang menciptakan kebaikan, menghapus segala kesulitan dan membebaskan kehidupan dari segala hal yang dapat merusak peradaban. Untuk mencapai itu, IMABA harus merumuskan kebijakan yang mempertimbangkan tiga prinsip dasar; 1) keadilan univesal ; 2) menghapus kesulitan ; 3) kesejahteraan anggota.