Pekan Ngaji merupakan salah satu pogram tahunan yang di adakan oleh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Pana’an Palengaan Pamekasan. Pekan ngaji merupakan pogram satu pekan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, dengan mengadakan kegiatan mengaji yang dibingkai dengan Seminar yang bertaraf Nasional, bahkan narasumber Pekan Ngaji bukan hanya dari dalam Negeri, namun luar Negeri pun seperti Malaysia, Brunai Darussalam bahkan sampai dari Arab Saudi ikut andil dalam memeriahkan Pekan Ngaji.
Pertama kali Pekan Ngaji diadakan pada Tahun 2016 pada waktu itu yang menjadi narasumber Prof Datu’ yang berasal dari Negeri Jiran Malaysia, tahun 2017 merupakan pelaksanaan Pekan Ngaji kedua dan yang kedua ini narasumber bukan hanya dari kawasan Asia Tenggara tapi bagi Pekan Ngaji yang masih berumur satu tahun, mulai menginjak tanah Cairo Mesir dengan narasumber utama Prof Dr. Syekh Jamal Faruq el-Daqaq, Pekan Ngaji ketiga dilaksankan pada tahun 2018, pada Pekan Nngaji tahun lalu tersebut merupakan pengkolaborasian antara narasumber asal Brunai Darussalam dengan narasumber asal Malaysia, pada tanggal 10 s/d 20 Januari 2019 Pekan Ngaji hadir lagi dengan corak yang berbeda dari sebelumnya yang mana pada tahun ini mengkolaborsikan narasumber yang bersal dari Lima Negara sekaligus antara lain, Brunai Darussalam, Singapura, Mesir, Saudi Arabia dan Syria.
Pesantren sering didiskreditkan dengan beberapa alibi yang dibangun oleh masyarakat seperti halnya, pesantren hanya fokus mempelajari disiplin keilmuan tetang agama Islam dan tidak mampu meciptakan regenerasi yang brinterektual dan siap bersaing dikancah international. Untuk menepis tudingan masyarakat tersebut Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata hadir dengan corak yang berbeda dari pesantren salaf pada umumnya, dengan sederet kegiatan dan kajian yang dilakukun bukan hanya berputar pada ruang lingkup agama, semua disiplin keilmuan seperti perekonomian, perpolitikan bahkan fotografi dan seni bela diri masuk dalam sederet kegiatan acara Pekan Ngaji. Dari hal itu berharap pemerintah akan sadar bagaimana urgensi pesantren untuk menciptakan putra terbaik bangsa.
Istilah Ngaji biasanya di masyarakat mengalami persempitan makna, dengan mengistilahkan kata ngaji hanya berorientasi pada kegiatan pembelajaran agama Islam seperti mempelajari kitab klasik atau retorika Bahasa Arab, di Pekan Ngaji hal yang diatas diubah dengan sederet kegiatan seminar politik, fotografi, kepenulisan dan bela diri sekalipun dibikis dengan kata Ngaji. Dari hal itu kata ngaji tidak dikhususkan pada pelajaran agama akan tetapi dari semua bidang keilmuan.
Di puncak acara Pekan Ngaji akan di tampilkan berbagai penampilan dari Badan Otonom yang dikelola pesantren, penampilan itu antara lain menjelaskan kitab-kitab klasik dengan Bahasa Spanyol, Mandarin dan Inggris dan masih banyak lagi penampilan yang tidak bisa dijelaskan dalam tulisan singkat ini. Bazar Expo pun turut memeriahkan acara Pekan Ngaji mulai dari buku-buku, Pernak-penik dan Milinuman khas dari berbagai Wilayah Indonesia turut meramaikan acara Pekan Ngaji, seperti minuman Capcin Surabaya yang dibawa oleh Imaba Surabaya dan menjadi ciri khas Imaba Surabaya, atau pakaian tren masa kini yang di bawa oleh IMABA Jabodetabek dan buku-buku yang dihadirkan oleh IMABA Jogja dan Malang turut memeriahkan Bazar Expo teresebut.
Berbagai kegiatan Pekan Ngaji di atas, besar harapan pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata pada khususnya dan semua pesantren pada umumnya bisa ikut andil dalam kemajuan bangsa ini, dari pesantren akan muncul generasi terbaik bangsa. Politikus yang tidak saling mencaci, menyebarkan fitnah yang bisa menghancurkan kerukunan bangsa dan tidak mengkambing hitam agama untuk mencapai tujuannya, pembisnis yang mengasaskan ekonomi sosial sesuai dengan ekonomin dalam Islam, yang paling penting mampu menciptakan pemimpin yang adil dan mengerti akan kondisi masyarakat dan faham bahwa masyarakat bangsa ini merupakan bagian dari keluarga yang mempunyai hak yang sama.
Penulis : Abd. Shamat (Divisi Kajian)
Editor : Abd. Mufti (Sekjen IMABA Jogja)