Semarak KMB Pertama di IMABA Jogja

Semarak KMB Pertama di IMABA Jogja



Tampak para peserta antusias mendengarkan materi.

Pantai Depok Bantul Yogyakarta salah satu rumah makan Bu Upika menjadi bukti suksesnya acara Kaderisasi Mahasiswa Bata-Bata (KMB) Imaba Yogyakarta yang digelar pertama kalinya di Imaba Yogyakarta. KMB yang mengusung tema “Menanam Tunas Menopang Langit” tersebut terselenggara dengan baik dengan diikuti semua anggota Imaba yang baru wilayah Yogyakarta.
Para anggota baru mencapai dua puluh orang ditambah dengan para tamu undangan yang mencapai delapan puluh orang. para undangan yang meliputi DPP Imaba, IKABA, para Senior Imaba Jogja dan organisasi kepesantrenan wilayah Yogyakarta juga hadir dalam acara tersebut.
Semua pemateri yang diundang untuk mengisi acara tersebut seperti dari DPP Imaba yang langsung dihadiri oleh Ketua umum DPP Periode 2015-2017 Moh Bahri untuk menyampaikan tentang ke-Imaba-an, kak Fauzan menyampaikan materi ke-organisasian, ke-peminpinan, dan ke-bangsaan, kak Mahfudz menyampaikan teknik lobi dan persidangan dan Warsis Mawardi, S. H. I menyampaikan keorganisasian hadir untuk menyampaikan materinya masing-masing.  
Antusiasme para peserta juga tampak setelah penyapaian materi yang diberikan oleh pemateri banyak yang bertanya banyak seputar materi tersebut.
Syamsul Arifin sebagai katua mengungkapkan sangat bahagia dengan terselenggaranya acara tersebut, “terselenggaranya acara KMB ini juga berkat dukungan dan kerja keras semua panitia, ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua para pemateri, para senior dan semua yang terlibat dalam acara ini saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya” tandasnya.
Acara KMB yang pertama kali ini juga disatukan dengan Milad Imaba Jogja. Milad ke-7 tersebut dilaksanakan dengan simbolis,  dengan pemotongan nasi Tumpeng oleh Koordinator Wilayah Imaba jogja Muktazim Billah. “saya berharap dengan adanya KMB dan Milad ke-7 ini Imaba Jogja Khususnya semakin berkembang dari segala aspek baik religius, akademis dan transformatifnya pada setiap anggota” ujarnya saat ditemui setelah acara tersebut, selaras dengan apa yang telah oleh para pendiri Imaba terdahulu.

Oleh: Bid. IT dan Pers Imaba Jogja
IMABA JOGJA PERTAMA KALI ADAKAN KMB

IMABA JOGJA PERTAMA KALI ADAKAN KMB



Dewan Perwakilan Wilayah Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (DPW IMABA) Yogyakarta untuk pertama kalinya akan melaksanakan Kaderisasi Mahasiswa Bata-Bata (KMB) yang bertepatan pada tanggal 01 sampai 02 Oktober 2016 di Warung Bu Upika Pantai Depok Bantul Yogyakarta dan Lahirnya IMABA yogyakarta. Dan dengan alasan tersebut, acara kali ini juga sekaligus akan dilaksanakan Milad IMABA Jogja ke – 7.
Program KMB ini adalah salah satu program yang dicanangkan oleh DPP IMABA kepada seluruh Dewan Perwakilan Wilayah sejak beberapa tahun silam, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih belum berjalan secara merata, dikarenakan belum adanya Modul resmi dari DPP IMABA. Sejak dicanangkannya, KMB tidak lepas dari keinginan pendiri IMABA untuk memperkanalkan kepada para anggota baru IMABA tentang Ke-Imbaan, Oganisasi, kewirasusahaan Dll lebih mendalam.
Sejak berdirinya sampai saat ini, IMABA Yogyakarta belum pernah melaksanakan KMB, akan tetapi dalam pelaksanaanya masih berbentuk Malam Keakraban (MAKRAB). Perbedaan Makrab dan KMB adalah dalam bentuk teknis dan panamaan. Makrab hanya memberikan materi tentang Ke-Imabaan, Kewirausahaan, dan Keorganisasian, sedangkan KMB sejak ditetapkannya pada saat DiesNatalis di Surabaya saat itu kepeminpinan Salim Seegav, KMB sudah mempunyai Modul yang dalam teknisnya harus disamakan dalam setiap wilayah.
Adapun Modul yang harus di sampaikan kepada Anggota IMABA yang baru mengenai, Ke-Imabaan (Falsafah IMABA), Kepeminpinan, Keorganisasian, Kebangsaan, Kewirausahaan, Teknik Lobi dan Persidangan. Sebelum ditetapkannya Modul IMABA dalam setiap wilayah tidak mempunyai panduan khusus untuk melaksanakan KMB.
Menurut Ketua Panitia Syamsul Arifin, acara saat ini adalah acara yang sangat menguras tenaga, karena dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, para Mahasiswa Bata-Bata yang terdaftar di IMABA Jogja lumayan lebih banyak dan juga materi yang harus disampaikan harus bisa dicerna dengan baik oleh para anggota IMABA yang masih Baru “ iya, memang harus kerja keras, apalagi dana yang harus kita kelurkan juga tidak sedikit, dan para anggota baru IMABA harus nyaman saat mengikuti acara ini, kendalanya memang dari situ, tapi kita tidak boleh putus asa selalu positif, yakin karena dalam kebaikan tangan Tuhan tidak akan diam” Ujarnya.
Seperti halnya seperti Makrab yang sudah sering kali diadakan terdahulu, acara KMB juga akan mengundang para senior IMABA  Jogja dan organisasi Alumni Pondok Pesantren yang ada di wilayah Yogyakarta seperti PANJY Paiton, FKMSB Banyuanyar, IAA Annuqayah dan beberapa Organisasi lainnya.

Oleh: Bid. IT dan Pers IMABA Jogja.

Santri "Nyetir" Politik

Santri "Nyetir" Politik


https://shacma.files.wordpress.com/2013/10/kartun-islam-1.jpg
https://shacma.files.wordpress.com/2013/10/kartun-islam-1.jpg

Tanggal 22 Oktober sudah ditetapkan sebagai hari santri nasioal oleh Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, yang sudah ditandatangani juga oleh Presiden Jokowi pada hari Kamis ini 15 Oktober 2015. Penetapan hari Santri Nasional ini tidak lepas dari janji kampanyenya dalam Pemilu ditahun 2014 sebelum menjadi presiden.
Permintaan penetapan hari santri nasional sendiri tidak terlepas dari peranan santri. sebelumnya, dikutip dari m.Liputan6.com sebagai ketua umum PBNU Said Aqil Siraj menagih janji Joko Widodo yang diucapkan dalam kamapanye Pemilu tahun 2014, dia berpesan kepada kepada Jusuf Kalla supaya hari santri nasional diletakkan pada tanggal 22 Oktober, karena pada saat itu bertepatan dengan hari semangat jihad yang dilakukan oleh santri untuk melawan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) di Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan.
Terlepas dari itu, jika diperhitungkan dengan jumlah santri di Nusantara yang mencapai angka 3,65 juta jiwa yang tersebar di 33 provinsi dari 25.000 Pondok  disampaikan oleh Kepala Pusat Pengembangan Penelitian dan Pendidikan Pelatihan Kementrian Agama H. Abdul Jamil m.republika.co.id. Jumlah tersebut juga tidak bisa dipandang sepele, jika dimasukan dalam daftar pemilihan umum, suara yang dihasilkan juga bisa berpengaruh besar terlebih pula, penduduk Indonesia didominasi oleh mayoritas Muslim. Jumlah tersebut juga tidak akan berhenti sampai disitu, seiring berjalannya waktu, jumlah pesantren akan terus bertambah, salah satu alasan perkemabangan tersebut adalah karena orang-orang menilai bahwa pesantren juga banyak menghasilkan orang-orang besar yang juga mempunyai peranan penting dalam ketata negaraan dan berpengaruh dari segala hal, baik dalam keagamaan, politik, dan ekonomi di Indonesia.
Santri tidak lepas dari peranan kyai yang selalu membimbing dalam hidup keseharian, karena notabene santri mayoritas tinggal dipesantren dan katika dipesantren, santri tidak lepas dan pengawasan kyai. Kyai dimata santri sudah menjadi panutan dalam segala hal, bahkan sampai pada ranah perpolitikan, tidak heran jika santri hanya mengikuti apa kata kyainya dan selalu menganggap benar apa yang dilakukan danyang  disampaikannya, tidak hanya dalam kalangan santri, beberapa daerah di Indonesia, kyai juga masih menjadi panutan bagi masyarakat sekitar dan juga bagi para orang tua santri. Dalam perpolotikan kyai banyak dijadikan kendaraan oleh partai untuk mendapatkan suara, karena partai politik menilai, kyai adalah salah satu aktor atau jembatan untuk medapatakan suara yang banyak, bahkan terkadang didalamanya sampai terjadi transaksi politik yang hal itu membuat cacat dalam perpolitikan. Saat ini kyai juga tidak ambil pusing, dengan melakukan secara sendirinya, Dia mecalonkan dirinya sendiri dengan backround ke kyai annya bahkan tidak jarang kyai sampai berhasil mendapatkan kursi dalam kepemerintahan.
Kehadiran reformasi 1998 salah satunya mengubah sistem politik negara, yang asalnya hanya Golkar, PPP, dam PDI. Dan seiring berkembangnya waktu partai politik juga ikut berkembang, partai Islam juga banyak berkembang seperti PKB, PKS, PAN. Kebanyakan partai-partai Islam menjadikan santri sebagai objek penting selain dari pemilih umum atau masyarakat secara umum ketika dalam pemilihan umum untuk mendapatkan suara yang banyak. Adanya partai politik islam juga dibutuhkan dalam ketata negaraan, karena hal itu juga bisa dijadika kendaraan untuk bisa menyampaikan aspirasi-aspirasi dari santri kepada khalayak umum, dengan adanya partai islam khususnya para santri bisa lebih mudah menyampaikan aspirasi-aspirasi yang juga berguna bagi kemajuan dan kemakmuran negara.


MAKRAB DAN MILAD

MAKRAB DAN MILAD



Malam Keakraban (MAKRAB) bersamaan dengan ulang tahun IMABA Yogyakarta baru saja dilaksanakan, tepatnya pada tanggal 13 oktober kemaren yang juga bertepatan dengan tahun baru islam, dengan mengambil tema “Akalong Surban, Nale ‘e Bhumi” artinya Berkalung sorban  Mengikat Bumi, tema tersebut mempunyai makna filosofi yang sangat tinggi, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Warsis sekaligus senior IMABA Yogyakarta yang saat itu diminta untuk merasionalisasikan tema tersebut mengatakan bahwa, IMABA Yogyakarta jangan hanya sibuk didalam organisasi saja, IMABA juga harus mempunyai andil dalam mengubah dunia.
Ada banyak acara yang dilaksanakan pada saat itu, dari mulai diskusi tentang ke-IMABAan, ke-Organisasian, tentang rasionalisasi tema, potong tumpeng, sampai pada pagi hari outbond. Acara saat itu juga banyak dihadiri oleh para undangan alumni pondok pesantren lain, senior IMABA Yogyakrta, DPP IMABA, DPP IMABA saat itu dihadiri oleh Salim Segav selaku ketua umum DPP IMABA, ada beberapa hal yang  dia sampaikan, salah satunya adalah anak-anak IMABA itu mempunyai dua sisi, sisi keorganisasian dan sisi kemanusiaan, sama halnya seperti nabi yang mempunyai sisi kenabiaan dan sisi kemanusiaan, maksudnya adalah jika ada anak IMABA suka seni itu memang sisi kemanusiaannya.
Selain itu, ada hal yan menarik yang terjadi pada saat berlangsungnya diskusi, pasalnya, setelah diskusi dilanjutkan dengan tanya jawab, ada yang bertanya apakah ada alumni DPW IMABA? Misalnya jika ada salah satu anggota DPW IMABA Jakarta Pindah ke DPW yang lain, apakah itu dinamakan alumnni IMABA Jakarta? ,Salim Segav sebagai ketum IMABA yang saat itu juga mendapatkan menyampaikan materi keIMABAan mengatakan, bahwa sampai saat ini masih belum ada istilah resmi tentang alumni DPW IMABA, karen hal itu belum dibahas dalam dustur IMABA “itu juga bisa diajukan nanti setelah ada kongres” pungkasnya. Mahrus yang saat itu mendapat tugas sebagai ketua Panitia mengungkapkan, Makrab dan Milad IMABA Yogyakarta tahun ini Alhamdulillah berjalan dengan lancar mulai berangkat sampai kembali ke Bascamp, meskipun ada beberapa teknis yang tentunya tidak menyebabkan terjadinya kesalahan besar.