Diskusi Ilmiyah IMABA Yogyakarta di Prakarsai Oleh Ach. Faruk Sholeh

Diskusi Ilmiyah IMABA Yogyakarta di Prakarsai Oleh Ach. Faruk Sholeh

 “Ibnu Khaldun, Pembangun Paradigma Peradaban Masyarakat (P3M)”

Ibnu Khaldun (1332-1406 M)
Nama lengkapnya: Abdurrahman Ibnu Khaldun Al-Maghribi Al-Hadrami Al-Maliki.

Lahir di Tunis 1 Ramadhan 734 H atau 27 Mei 1332 M.
Meninggal di Mesir, 25 Ramadhan 808 H atau 17 Maret 1406 M.

Kakeknya dikenal sebagai seorang ahli sejarah. Banyak berhijrah, dari Tunis ke Maroko, Spanyol, Al-Jazair, Jazirah Arab, kembali ke Afrika dan tinggal di Mesir hingga wafat.

(Perjalanan Hidup Ibnu Khaldun)

Periode pertama, masa menuntut berbagai bidang ilmu pengetahuan. Yakni al-Quran, hadist, ushul fiqh, tafsir, tauhid, fisika dan matematika.
Periode kedua, terjun dalam dunia politik dan sempat menjabat berbagai posisi penting kenegaraan seperti Qadhi al-Qudhat (Hakim Tertinggi).
Periode ketiga, konsentrasi pada bidang penelitian dan penulisan.

(Pemikiran Ibnu Khaldun)

Membagi masyarakat terhadap tiga tingkatan:

Masyarakat Primitif : Masyarakat yang belum mengenal peradaban hidup, berpindah-pindah dan hidup secara liar.
Masyarakat Pedesaan : Masyarakat yang hidup menetap walaupun masih sederhana. Mata pencaharian mereka dari pertanian dan peternakan.
Masyarakat Perkotaan : Masyarakat yang sudah berperadaban, dimana mata pencaharian mereka dari perdagangan dan perindustrian.

(Teori-Teori Ibnu Khaldun)

Ashabiyah (Solidaritas Sosial)
Adanya perasaan dalam sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama.
Sebab-sebab munculnya Ashabiyah:

Ikatan darah;
Ikatan perjanjian atau persekutuan;
Ikatan perlindungan dengan yang dilindungi;
Ikatan Agama.

Semakin kuat Ashabiyah dalam suatu komunitas akan semakin meningkat komitmen suatu masyarakat.

Sosiologi Politik : Ketajaman analisis Ibnu Khaldun mengenai kehidupan politik bermuara pada dua hal:

Kekuasaan : Untuk menjaga eksistensinya harus didasari oleh solidaritas dengan mempunyai komitmen yang sama.
Negara : Negara adalah suatu makhluk hidup yang lahir, mekar, menjadi tua dan akhirnya hancur.

Perjalanan hidup suatu Negara
Generasi pertama, hidup dalam keadaan primitif yang keras dan jauh dari kemewahan.
Generasi kedua, berhasil meraih kekuasaan dan mendirikan Negara sehingga beralih ke kehidupan yang penuh dengan kemewahan.
Generasi ketiga, Negara mengalami kehancuran, sebab generasi ini tenggelam dalam kemewahan, penakut dan kehilangan makna keberanian.

(Mutiara Ibnu Khaldun)
“Seorang pemimpin adalah cerminan masyarakatnya”.
“Kamu harus memimpin dengan bahasa kaummu”.

Diskusi Ilmiyah
Rutinitas Bulanan Devisi Kajian
DPW IMABA Yogyakarta
Pemateri : Ach. Faruk Sholeh
MALAPETAKA BERCINTA

MALAPETAKA BERCINTA

MALAPETAKA BERCINTA
Oleh : SYAIFULLAH (Rakyat Republik Jancukers)

“Kemarilah sayang, lihat lekuk tubuhku ini. Sengaja kubuka lebar tuk kau nikmati dengan desah yang bergairah. Kemarilah, setubuhi aku dengan penuh cinta, angkat benda tumpul panjang nan keras itu, letakkanlah di mana kau sukai. Biarkan cairannya muncrat di sela-sela pusarku agar aku bisa menikmati hangatnya cairan yang tumpah dari benda itu. Aku akan terdiam pasrah untuk kau jalajahi setiap titik di tubuhku. Kemarilah sayang, kenapa kau hanya terdiam? Tak adakah hasrat dalam dirimu untuk menyetubuhiku? Tak dengarkah kau desah nafasku yang tak beraturan ini? Birahiku sudah tak bisa lagi kutahan, sayang. Kemarilah setubuhi aku, belai mesra tubuhku ini.”

Juna masih saja tertunduk sembari memegang kepalanya. Sesekali dia memukul-mukul kepalanya tak percaya sekaligus tak terima. Dia bingung, bertanya pada batinnya kenapa nafsu dalam dirinya tak mau bergejolak sedikitpun, meski seuntai tubuh seksi dengan lekuk indah terlentang di hadapannya. Rayuan kekasihnya itu tak sedikitpun membangkitkan gairah Juna tuk bersenggama.

“Ada apa sayang? Kenapa tak sekalipun kau menyentuhku? Tak adakah hasrat dalam dirimu tuk bercinta denganku malam ini? Aku sudah tidak sabar menunggumu meraih, memeluk dan membelai tubuhku. Aku sudah cukup tersiksa atas hasrat bercumbu yang lama tak terpenuhi. Kian lama sudah aku menahan rasa ini, menunggumu memelukku kemudian meletakkan benda keras itu di sela-sela tubuhku hingga kita melebur dalam rasa hangat pada dinginnya malam. Ada apa sayang? Kenapa kau masih tertunduk dengan raut seperti itu? Kemarilah tumpahkan cairan itu pada tubuhku.” Suara lirih ditambah desahan hangat semakin membuat Juna kesal. Dia mendongakkan kepalanya pada langit seraya berteriak sekuat tenaga.
“Kenapa..? Kenapa aku setolol ini? Tuhan, kenapa kau ciptakan indah dunia seluas ini jika tak secuilpun hasrat yang kau beri padaku tuk maknainya dengan indah?” Juna masih dengan isak tangis dan kecewa yang semakin menjadi. Sementara manusia-manusia di bawah langit yang sama dengannya tak mendengar teriakan Juna.
Malam terdiam, angin berhenti berirama. Juna berhenti protes pada Tuhannya. Dia melerik pada benda panjang keras miliknya. Segera dia memegang dan memainkannya sambil menggerutu. “Kenapa? Kenapa aku tak bisa menyetubuhinya sedangkan aku hanya harus meletakkanmu pada hamparan tubuh cantik itu hingga dia merasakan cairan yang menyembur dari dirimu?”

Perlahan Juna membuka kancing bajunya satu persatu, melucuti pakian yang ia kenakan. Dengan rasa yang masih ragu  Ia melirik tubuh cantik yang terlentang di depannya, tapi segera ia palingkan wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, nafasnya mulai tak beraturan, nafsu di dalam dirinya mulai melonjak. Juna kembali mengarahkan pandangannya pada tubuh mulus itu, dia sedikit menggit bibirnya. Tangannya gemetar memegang benda panjang miliknya. Keringatnya mengalir di sekujur tubuhnya. Ia menjalarkan tangannya mencoba meraih kekasih yang sedari tadi menggodanya. Juna menjalankan tangannya menjelajahi lekuk tubuh kekasihnya, halus nan lembut ia rasakan. Kekasihnya mendesah keenakan, hangat nafasnya dirasakan oleh Juna.

Juna mulai terangsang untuk menyetubuhi kekasihnya. Dirinya merasakan letupan-letupan di dadanya. Panas dingin tubuh Juna semakin melebur. Hasrat Juna untuk bercinta dengan kekasihnya sudah berada di titik puncak. Ia teringat perkataan teman karibnya. “Berkarya memang membutuhkan waktu, tapi bukan berarti harus membuang-buang waktu dengan hanya terdiam. Kamu hanya cukup memulainya dengan menyetubuhi kertas-kertas yang kamu miliki dan anggaplah dia kekasihmu agar kamu mencumbunya dengan segenap cinta yang kau miliki. Hingga nanti lahirlah anak dari persetubuhan kalian yang akan dicintai banyak orang. Percayalah kertas-kertas yang kau miliki sudah tidak sabar menunggumu mengambil pena supaya kau teteskan tinta di tubuhnya. Dia sudah lama menunggu kehangatan tintamu itu, Juna.” Mereka saling beradu pandang. Juna semakin bersemangat untuk menuliskan kata demi kata pada kertas di depanya setelah teringat perkataan temannya. Keinginannya untuk berkarya semakin berkobar. Tatapan mataya tak sia-sia, dia ingin sekali melahirkan buah pikirnya malam ini. Juna ingin  membuktikan pada semesta bahwa dia bukan pria tolol yang tidak bisa berkarya.

“Aku akan  menyetubuhimu malam ini, kekasih. Aku tak ingin menjadi sebodoh yang kau katakan.” Ucap Juna pada kertas kesayangannya. Dengan penuh keberanian dia mulai memainkan pena di atas lekukan tubuh kertas catiknya. Dia rangkai tumpukan kata yang tersimpan dalam benaknya. Dia hanyut dalam pelukan kertasnya, merasakan cinta mencairkan rasa. Seketika malam menjadi tenang, tak ada lagi air mata yang memprotes semesta. Wajah Juna yang tadinya menyerukan kekesalan tak lagi ada. Hanya seutas senyum yang kini mulai terlukis di wajahnya.

Kini juna bermesraan bersama kekasih cantiknya. Keduanya tersenyum merasakan kehangatan yang sama. Selang beberapa menit mereka bercumbu mesra, Juna terdiam. Badannya melemas, keringat dinginnya bercucuran. Kakinya gemetar seakan tak kuat lagi melanjutkan persetubuhannya malam ini. Sedang kekasihnya belum merasakan kelelahan, dia masih merintih kekurangan, menggeliat mengajak Juna tuk melanjutkan. Mungkin dia masih kurang puas atas belaian Juna yang hanya sebentar. Tak berlangsung lama, juna meletakkan kembali benda keras miliknya pada tubuh kekasih manisnya itu. Mereka berkasih-kasih kembali sampai lupa pada manusia-manusia yang tadinya tak mendengar kekesalan Juna.
“Ah,, sedapnya tubuhmu kekasih. Aku tak pernah mencium aroma seperti ini sebelumnya. Setelah sekian lama aku tak bercumbu denganmu. Lama sudah aku ingin merasakan kenikmatan yang tiada tandingannya ini. Ah,,, Ah.."

Semesta tersenyum menyaksikan sepesang kekasih yang sedang asik bercinta itu. Juna masih mendekap kekasihnya meski malam semakin larut. “Wahai malam, panjanglah. Wahai kantuk, hilanglah. Wahai subuh, janganlah kau datang. Aku masih ingin melampiaskan nasfu birahiku pada kekasih cantikku ini.” Bersetubuh dengan kertas memang begitu sedap dirasakan, bercumbu dengan menganggapnya kekasih lebih nikmat dari yang orang-orang katakan. Juna merasakan semua itu malam ini, kesenagan yang tak bisa digambarkan lewat kata-kata, kenikmatan yang tak dimiliki sembarang orang menyelimuti malamnya kini.


DPW IMABA Yogyakarta Mengadakan Kajian Jurnalistik

DPW IMABA Yogyakarta Mengadakan Kajian Jurnalistik

Aku Menulis Maka Aku Ada


“bagaiamana solusi jika kita menulis terus ditengah jalan menemukan kebuntuan?, bagaimana cara menulis dengan cepat? Adakah trik-trik menulis dengan bagus dan indah?, adakah solusi untuk menjadi penulis yang handal?“. Itulah sekelumit pertanyaan yang sering kita dengarkan saat mengikuti foruum diskusi kepenulisan, baik itu seminar, pelatihan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kepenulisan. mendengarkanta sering termotifasi atau tangan seakan panas membara ingin menulis saat mendengarkan materi yang disampaikan oleh sang pembicara dalam forum-forum kepenulisan, seakan menulis itu gampang dan mudah dengan begitu banyak manfaatnya, akan tetapi setelah kita mulai dan mencoba meletakkan jari-jari diatas keyboard atau tangan memeluk pena diatas kertas putih tangan malah kaku seakan menahan jaru-jari untuk meliuk-liuk diatas kertas atau bahkan untuk memenekan tombol laptop atau PC pun seakan tak mampu, kita kebingungan darimana kita akan memulai dan pada kata apa kita akan mengahirinya. Itu pasti akan dirasakan oleh para penulis yang baru akan membabat dunia kepenulisan, akan tetapi saat akan mulai memangkas kata-perkata tak sampai diujung malah tak mampu meneruskannya. Memang dalam menulis itu susah-susah gampang, kalua boleh saya katakan dalam menulis membutuhkan tiga hal poko yang paling penting.
a. Membaca
“Iqro…” itulah kata yanag diabadikan dalam kitab Alquranul karim yang menjadi
pedoman bagi kita umat islam, kata itu sudah di ucapkan oleh nabi Muhammad S.A.W
seribu empat ratus lebih tahun lampau, beliau yang katanya seorang ummi mengucapkan
hal yang demikian, kenapa? Karna itulah salah satu yang membedakan antara mahluk
Allah dengan lainnya, itulah yang menjadi keistimewaan manusia. Akan tetapi keadaan
sekarang ummat yang memiliki kitab itu tak sebanding keadaannya dengan wahyu yang
Allah sampaikan.
Itulah hal penting pertama yang harus dilakukan oleh para a writer pemula, tujuannya
untuk mengasah otak dengan pengetahuan baru, menambah wawsan seluas mungkin dan
untuk mengisi memori keilmuannya lalu dituangkan kembali diatas kertas putih.
b. Mau Menulis
Tak sedikit orang yang ingin menjadi penulis hebat apalagi setelah membaca karya￾karya dari Raditiya, Terelie, Afrizal Malna, Sitor Situmorang, Jorge Luis Borges dan
lainya. Seakan kita ingin juga sama seperti mereka akan tetapi itu hanya menjadi
keinginan semata dan terus terbungkus dalam angan-anagan saja karna tidak ada
kemauan atau keinginan untuk menulis. Maka dari itu keinginan yang kuat untuk
menulislah yang menjadi pendorong agar kita juga menjadi penulis hebat, orang cerdas
dan pintar tapi jarang menulis akan kalah dalam membuat artikel atau lainnya sama orang
yang pengetahuannya pas-pasan tapi sering menulis.
Mereka para penulis bisa bahkan sampai menjadi handal karena mereka mau untuk
menggoyangkan jari-jarinya diatas keyboard/kertas putih. “Tanganku akan hancur di
dalam tanah yang tinggal hanya tulisanku dalam buku” itu sepenggal kata dari Imam
Syafi’i mengisyaratkan bahwa jasad boleh dilumat tanah tapi tulisan masih ada sepanjang
masa, maka tak heran jika lahir sebuah karya yang begitu banyak sekali dan terus dibaca
meski ditulis ratusan tahun silam.
c. Sabar
Kata inilah yang begitu mudahnya terdengar saat meminta saran dari seseorang yang
pantas dimata kita untuk dimintai nasehat, akan tetapi betapa sulitnya untuk diterapkan
dalam kehidupasehari-hari. Menjadi penulis memang harus sabar, sebab menjadi seorang
penulis ditengah jalan pasti akan menghadapi seperti pertanyaan dia atas atau berupa
kejenuhan, kemalasan, kehabisan ide dan batu sandungan lainnya.
Disnilah penulis harus sabar dalam menghadapinya, sabar memaksa dirinya untuk terus
menulis, sabar untuk mencari ide-ide cemerlang, sabar untuk terus mengisi penampung
keilmuannya jika tidak demikian maka tak akan ada penulis seperti Imam Syafi’I, Imam
Bukhori, Imam Muslim yang karyanya begitu fenomenal sampai saat ini.
Itulah hal penting yang harus dimiliki oleh para penulis agar menjadi penulis hebat, karna
dengan menulis nama kita akan terukir sepanjang masa, umur akan tergerus oleh usia, nama akan terhapus oleh zaman kecuali bagi mereka yang mau mengukir namanya dengan karya tulisan.
Ach. Mubarok Menyampaikan Materi Dalam Kajian Jurnalistik DPW IMABA Yogyakarta. Rabu (9/5)

Seperti kata GuS Zainal Arrifin Thoha “Aku Menulis Maka aku Ada”.
Yogyakarta, 09 Mei 2018
Karya : ACH. MUBAROK
Diskusi Mingguan Kraton DPW IMABA Yogyakarta.
5 HAL PENTING YANG MENJADI KUNCI UNTUK MERAIH KESUKSESAN

5 HAL PENTING YANG MENJADI KUNCI UNTUK MERAIH KESUKSESAN

5 HAL PENTING YANG MENJADI KUNCI UNTUK MERAIH KESUKSESAN

Dalam perjalanan hidup kesuksesan merupakan tujuan akhir dari kesemuanya. Sebab bentuk seperti apapun atau model gaya apapun dalam hidup yang dijalani semuanya akan berhenti pada titik kesuksesan, akan tetapi dari tujuan itu terkadang seseorang masih kurang tepat dalam meraihnya sehingga keinginan yang berkebu-kebu untuk meraih kesuksesan hanya menjadi bola api saja tanpa ada hasil yang matang, karena cara yang kurang tepat. Berikut saya sajikan beberapa kunci dalam meraih kesuksesan:

1.  BELIFE (YAKIN)
“Tuhan akan membukakan pintu kebenaran bagi siapa saja yang mengetuknya dengan keyakinan” (Kahlil Gibran).
Apapun impian atau cita-cita seseorang, hal penting yang wajib di miliki pertama kali adalah keyakinan, karena Manusia akan bertindak jika dia merasa yakin mampu melakukan sesuatu, jika tidak yakin maka upaya yang di lakukan pasti setengah-setengah dan pada ujungnya sesuatu yang di lakukan dengan setengah-setengah pasti tidak akan maksimal.

2. BRAVE (BERANI)
Hidup adalah perjuangan dimana dalam kelangsungan hidup membutuhkan usaha-usaha keras, maka  dalam sebuah proses berjuangan di butuhkan keberanian yang tinggi serta di tuntut mampu Brani untuk bermimpi, berani mencoba, berani gagal, berani bangkit dan berani untuk sukses.



3. NEVER GIVE UP (PANTANG MENYERAH)
Pantang menyerah adalah kekuatan besar yang dimiliki oleh orang-orang sukses, sebab orang-orang sukses tidak pernah menyerah dalam situasi apapun sampai mereka meraih impiannya. Bedanya orang sukses dan orang gagal adalah orang sukses tidak pernah berhenti untuk mencoba dan bangkit dari setiap kegagalan sedangkan orang gagal hanya meratapi kegagalan yang terjadi pada dirinya.

4.FOCUS (FOKUS)

FOKUS Adalah terpusatnya pikiran, perhatian, waktu dan tindakan kita pada penyelesaian satu target sampai tuntas tanpa banyak melihat dan terpengaruh dengan hal-hal lain yang menggoda kita. Mengerjakan banyak hal dalam waktu bersamaan akan membuat kita kehilanganfokus dan bisa jadi banyak pekerjaan yang akan tertunda atau tidak terselesaikan.

5. CONTINOUS (ISTIQOMAH)
Pepatah mengatakan “sdikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”
Istiqomah merupakan hal yang sangat berat bagi kebanyakan orang, tapi percayalah bahwa dengan terus menerus berusaha (istiqomah) apapun yang dilakukan akan menjadi mudah dan yang di impikan akan menjadi kenyataan.



JIKA ANDA INGIN SUKSES DALAM BIDANG APAPUN, MILIKILAH 5 HAL TERSEBUT……!!!

Oleh : Moh.Gufron (Pers IMABA Yogyakarta)