Talk Show dan Sidang Tahunan IMABA Ke-II Se Nusantara

Talk Show dan Sidang Tahunan IMABA Ke-II Se Nusantara



Yogyakarta, 29 Desember 2014 bertempat di gedung multi purpose Universitas Islam Negri Sunan kalijaga Yogyakarta, Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (DPW IMABA) yang bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahsiswa Jurusan Perbandingan Madzab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum (BEM-J PMH) UIN SUKA Yogyakarta menyelenggarakan talkshow akhir tahun 2014. Acara tersebut merupakan seremonial dari acara rutin DPP IMABA yang diadakan setiap dua tahun sekali yaitu sidang tahunan.
                Acara talkshow yang bertemakan “Peran Santri dalam Melestarikan Budaya yang Bebas Narkoba” merupakan sebuah bentuk keprihatinan akan permasalahan narkoba dikalangan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Juga merupakan tekad mahasiswa santri khususnya alumni santri bata-bata dalam mentranformasikan budaya pesantren yang dikira bisa mencegah mahasiswa dan seluruh kalangan agar tidak terjerumus di ranah nista tersebut.
                 Tampak hadir pada acara tersebut Bambang Wiriyanto, S.Si perwakilan dari (Badan Narkotika Nasional Propinsi) BNNP DIY dan KH. Djadul Aula perwakilan (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) PWNU DIY sebagai pembicara, juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Noorhaidi, M.Phil., Ph.D, Inisiator IMABA KH. Abdul Adim, Perwakilan Dewan Pengurus & Dewan Madrasiyah PP. Mambaul Ulum Bata-bata, Ketua dan jajaran Ikatan Alumni Bata-bata (IKABA), dan ketua umum beserta jajaran Dewan Pengurus Pusat IMABA, serta hampir 500 audien dari berbagai daerah.
                Noorhaidi sangat mengapresiasi acara yang diadakan oleh IMABA karena dalam melestarikan budaya dan mendukung mahasiswa yang bebas narkoba dikira sangat penting untuk kemajuan bangsa khususnya pada institusi pendidikan yang sudah mulai menjadi lingkungan prospek dalam pengedaran dan keberlangsungan aktifitas narkoba yang sangat tidak diingikan dan mencoreng citra pendidikan di Indonesia. “oleh karena itu, dengan adanya acara ini saya melihat adanya geliat semangat dari kaum santri untuk melestarikan budaya yang bebas narkoba”, ungkapnya.
                Kemudian di tambahkan oleh Ketum DPP IMABA Muhammad Salim, S.Sy bahwa imaba menyikapi fenomena narkoba di lingkungan mahasiswa sangat serius dalam mendukung masyarakat yang bebas narkoba, karena ini merupakan lanjutan dari sosialisasi yang pernah diadakan oleh imaba di Jakarta pada 2013. “Saya berharap pelestarian budaya yang bebas narkoba tidak hanya berlangsung saat acara ini saja, akan tetapi tetap berlangsung sampai nanti. Sehingga kedepan mampu memberikan nilai positif bagi keunggulan santri dan organisasi imaba”, harapnya.



Penutupan Sidang Tahunan Imaba Ke 2 2014
Kaliurang – setelah melalui tahapan persidangan selama 2 hari, rapat tahunan Ikatan Mahasiswa Bata-bata ke-2 di Hotel ngesti laras kaliurang, sleman, yogkakarta berakhir sukses. Dalam laporan yang disampaikan panitia penyelenggara yang diwakili ketua panitia burhanuddin bahwa jumlah peserta ... dari DPP, DPW dan DPD Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA).

Pengabdian Kesatria IMABA

Pengabdian Kesatria IMABA





Langkah jiwa mengungkap rasa
Langkah gagah pemuda kesatria IMABA perkasa
Menyobek tabir tebal menutup mata
Hingga sadar, naluri tak boleh mati rasa

Langkah kaki menjejak duri
Langkah pasti yang berani mengungkap arti
Menyibak tirai panjang kata hati
Hingga tahu, diri masih punya arti

Kita ingat...
Disaat malam hari kebersamaan tuk datangi pondok Bata-Bata
Disaat datang gelora keinginan
Tuk rumuskan satu kata kesepakatan
Falsafah, Sejarah, dan Profil IMABA yang sebentar lagi akan dideklarasikan

Setahun yang lalu di rumah hijau (jakarta)
Tepat masa yang sudah lampau
Kita hanya bisa berdiri pasti memantau dari kejauhan
Menatap harapan yang belum terjangkau

Dirumah kita, IMABA Jogjakarta
Mereka coba mufakatkan kata-kata pasrahkan panitia
Bahu membahu bersama tuk melangkah
Diwakili kawula muda yang selalu ingin bekarya
Fathor Rahman, Burhanuddin, dan Lutfiadi
Kita tahu...
Langkah pasti itu telah mantap dicadangkan
Atas keinginan dan hasrat bersama yang datang
Meluruskan pena-pena pengabdian
Hingga sadar hidup bukan mainan

Langkah itu semakin kuat menghujam
Ketika pak Koordinator IMABA Jogja
Menjadi majelis pembimbing yang mapan
Hingga kami yang lemah mampu menikam kesemangatan
Lewat kata-kata dari mata pena yang tajam

Hari demi hari dilalui
Detik demi detik diikuti
Tak terasa namun pasti
tak satupun di antara kita yang merasa telah selesai berbakti
Moh. Bahri sang ketua ingin kembali
tuk melanjutkan langkah di negri pertiwi

Mereka yang tertinggal hanya mampu menatap
Lemah dalam sesat,
Diam dalam penat
Linglung tak mau berbuat
Karena inisiatif tak pernah datang sesaat
Hanya bisa memperkosa hasil rapat



Hingga akhirnya digulirkan roda reformasi
Kang jaya pun siap ambil posisi
Menduduki kursi kosong organisasi
Dibantu para sobat putra dan putri
(???)


Duhai pemuda kesatria IMABA
Mengabdilah dengan ketulusan hati nurani
Berbaktilah dengan prestasi dan ambisi
Hingga kau mampu luluhkan kedangkalan nurani

Duhai insan manusia bernurani
Jangan kau diam bak pohon mahoni
Mari perdengarkan kidung-kidung hasil wawancara sunyi
Lewat siding Tahunan IMABA di kemudian hari

Duhai kau yang terdiam disudut negri
Tidakkah kau ingin luapkan keperihan hati
Lewat catatan indah tulisan pribadi
Hingga terdengar sampai kepelosok penjuru negri

Duhai yang mampu berkata
Katakanlah dengan lidah-lidah pena
Katakanlah dengan ukiran kata-kata indah
Jangan kau diam seribu bahasa



Duhai yang memiliki cinta
Katakanlah dengan puisi sastra
Yang lantunkan kidung-kidung asmara
Hingga turut bersua mereka punya rasa

Duhai para kesatria IMABA yang punya jiwa
Berkatalah dengan kelenturan pena
Berceritalah lewat perjuangan-perjuangan indah
Menemani mereka yang tak punya asa

Duhai para kesatria IMABA yang masih punya telinga
Tulislah tembang-tembang cinta
Dengan bait Al-Fiyah yang suka lara
Kemudian perdengarkan pada anak-anak gembala

IMABA Jogja yang tercinta
Diusiamu yang belia
Tetaplah melangkah
Menembus batas dan masa
Meniti cita dan asa
Menerjang karang dan bata

Berhenti sudah itu mati
Cari inspirasi dan kreasi
Aktif mencipta untuk berbakti
Hingga ada perubahan kita punya negri


Hari ini kita ucapkan terima kasih
Kepada semua yang telah jadi saksi
Akan berartinya IMABA ini menjadi
Tuk turut bentuk kualitas IMABA untuk negri


Diusia yang ganjil 7 tahun
IMABA Jogja tetap eksis berjalan
Meniti impian, kenyataan dan harapan
Hingga rapuh kita tetap punya tulang

Fathor Rahman ,07 November 2014
Saatnya Nasionalisasi Aset Bangsa

Saatnya Nasionalisasi Aset Bangsa

            Negara kita memiliki begitu banyak kekayaan alam yang jika semuanya dikelola
oleh bangsa kita sendiri itu lebih dari cukup untuk mensejahterakan seluruh Masyarakat,
namun berapa titik migas yang dikelola oleh PT. Pertamina (Persero) dan berapa yang dikelola oleh Asing/swasta, dari sektor nonmigas juga sangat banyak industri kita dikelola oleh Asing, hal itu sudah bukan menjadi masalah yang baru, semua elemen bangsa sudah memahami, Mahasiswa, dosen, Professor dan kaum akademik lain serta para tokoh politik, budayawan dan elemen masyarakat yang lain sudah memahami, munkin mereka masih belum berani memperjuangkannya secara serentak atau mereka terlalu sibuk dengan urusan peribadi masing-masing.ya, dengan berkembang pesatnya Iptek kita semua seakan semakin konsumtif dan individual, hanya sebagian kelompok/personal yang masih idealis ingin menerapkan Gagasan Ekonomi Kerakyatan dan mengakuisisi seluruh aset bangsa dari pengelolaan asing.

            19 Desember 2013 BUMN resmi akuisisi PT. Indonesia Asahan Alumanium (inalum) dari pengelolan Jepang, itu adalah kabar baik, namun akan lebih baik lagi jika pemerintah menggagas wacana Nasionalisasi seluruh Aset bangsa baik dari sektor migas maupun nonmigas sebagai proses jangka panjang, hal pertama yang dapat di lakukan adalah mempersiapkan SDM yang matang dan ahli. kedua mempersiapkan biaya akuisinya, langkah ketiga jika langkah 1 dan 2 telah terpenuhi maka langsung segera akuisi aset-aset bangsa yang dikelola oleh asing, seperti PT. Freeport di Papua dan cabang - cabang Produksi penting yang lainnya. ya, itu membutuhkan waktu yang cukup lama, munkin dari 6 - 10 tahun itu bisa kita lakukan jika kita sungguh-sungguh pasti bisa.
           
             wacana itu sejalan dengan Pasal 33 UUD 45 bahwa cabang-cabang Produksi penting Harus dikuasai oleh Negara, menurut saya pemerintah punya semuanya untuk menerapkan wacana tersebut, tantangannya adalah apakah pemerintah mau, malas, atau terlalu sibuk untuk berusaha menerapkannya, itu bisa dipersiapkan dalam waktu dekat ini atau paling tidak nanti pasca Pemilu 2014, Presiden Indonesia yang baru harus benar-benar Idealis melaksakan UU yang telah termaktub  dalam konstitusi kita, dan memperjuangkan cita-cita luhur seluruh Masyarakat.   
Rasa Yang lewat

Rasa Yang lewat



Saat senja menampakkan keindahannya
yang terlihat adalah aura ketulusan
keindahan sebuah lukisan senyuman

yang begitu meyakinkanku
kau adalah bidadari dari tuhanku
karena aku melihat tuhan dalam dirimu

setiap hari selalu memuja keindahannya
begitu cepat pesonanya mengelabui jiwa
menghipnotis mata
menguasai seluruh isi hati
tak ingin terlewatkan setiap hari
jika saja ia adalah sesuatu yg dapat dibeli
aku akan membuat istana dari emas murni
jika dia suka puisi
aku bisa membuat yang lebih indah dari troya homerus
jika dia ingin kesetiaan dan perjuangan
aku bisa saja lebih dari Qais kepada Laila
semua itu bisa, karena aku ingin menikmatinya, selamanya.

perlahan, tuhan mengingatkanku tentangnya
keindahannya telah dipengaruhi oleh tetangga
sehingga aku tidak lagi bisa menikmati
keindahan yang sangat mendamaikan jiwa
yang selama ini menjadi bianglala

bianglala itu telah mengagumi satu bintang
membuat aura ketulusan itu menghilang
hari-hari terasa begitu sulit terjalani
menyadari bahwa ia tak lagi menyanyi
serta puisi dan lagu-lagu yg menjadi atmosfer keindahan
diantara kita kita telah mati
hari-hari terlewati seperti sungai di musim kemarau

berapa kali tuhan mengingatkanku tentang hal itu
saat haus aku tetap memberinya segelas air
pagi, siang, sore, malam
namun dia tidak pernah memberiku setetes saja
bahkan malam itu yang diminum adalah air yang lain
malam berikutnya aku tak memberinya lagi

setelah sekian hari terlewati tanpa penglihatan
aku menyadari satu hal tentang perasaan
perasaan membutuhkan
merindukan
kehilangan
kepedihan hati merasa terabaikan
hampa rasanya melewati hari tanpa melihatnya
walau hanya sebatas setatus di media sosial-nya
lalu aku mulai berpikir tentang cinta
inikah cinta atau hanya sebatas rasa yang lewat
kalau bukan, mengapa rasa ini sangat menjiwai
kalau ia, mengapa dia tidak juga mencintai
ya, kadang aku merasa itu terlalu lebay
tapi itu lah kenyataanya

cinta yg kurasa seperti kemilau bianglala
meniup api yang menyala
melebihi angin sepoy yg melambaikan ilalang
ditengah hutan yang penuh dengan mata elang
ditengah keramaian yang penuh dengan rayuan
melewatinya dengan senyuman
cinta ini mengalahkan konsistensi logika
yang terbangun rapi dalam konstruksi dinamika-
perjalanan hidupku untuk menggapai cita-cita
atau munkin cinta ini adalah bagian dari cita-cita
entahlah,

pada akhirnya aku menyadari
munkin tuhan menciptakan keindahannya bukan untukku
bukan untuk menjadi milikku
aku mulai berusaha melenyapkannya dari memoriku
mengingat segala kekurangannya, kejelekannya
cahaya redupnya
ular dilidahnya
pasir dimatanya
ya, itulah caraku melupakan sesuatu
dengan mengingat kejelekannya
aku sedang berusaha.

By : Fausen