Santri "Nyetir" Politik

Santri "Nyetir" Politik


https://shacma.files.wordpress.com/2013/10/kartun-islam-1.jpg
https://shacma.files.wordpress.com/2013/10/kartun-islam-1.jpg

Tanggal 22 Oktober sudah ditetapkan sebagai hari santri nasioal oleh Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015, yang sudah ditandatangani juga oleh Presiden Jokowi pada hari Kamis ini 15 Oktober 2015. Penetapan hari Santri Nasional ini tidak lepas dari janji kampanyenya dalam Pemilu ditahun 2014 sebelum menjadi presiden.
Permintaan penetapan hari santri nasional sendiri tidak terlepas dari peranan santri. sebelumnya, dikutip dari m.Liputan6.com sebagai ketua umum PBNU Said Aqil Siraj menagih janji Joko Widodo yang diucapkan dalam kamapanye Pemilu tahun 2014, dia berpesan kepada kepada Jusuf Kalla supaya hari santri nasional diletakkan pada tanggal 22 Oktober, karena pada saat itu bertepatan dengan hari semangat jihad yang dilakukan oleh santri untuk melawan NICA (Netherlands Indies Civil Administration) di Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan.
Terlepas dari itu, jika diperhitungkan dengan jumlah santri di Nusantara yang mencapai angka 3,65 juta jiwa yang tersebar di 33 provinsi dari 25.000 Pondok  disampaikan oleh Kepala Pusat Pengembangan Penelitian dan Pendidikan Pelatihan Kementrian Agama H. Abdul Jamil m.republika.co.id. Jumlah tersebut juga tidak bisa dipandang sepele, jika dimasukan dalam daftar pemilihan umum, suara yang dihasilkan juga bisa berpengaruh besar terlebih pula, penduduk Indonesia didominasi oleh mayoritas Muslim. Jumlah tersebut juga tidak akan berhenti sampai disitu, seiring berjalannya waktu, jumlah pesantren akan terus bertambah, salah satu alasan perkemabangan tersebut adalah karena orang-orang menilai bahwa pesantren juga banyak menghasilkan orang-orang besar yang juga mempunyai peranan penting dalam ketata negaraan dan berpengaruh dari segala hal, baik dalam keagamaan, politik, dan ekonomi di Indonesia.
Santri tidak lepas dari peranan kyai yang selalu membimbing dalam hidup keseharian, karena notabene santri mayoritas tinggal dipesantren dan katika dipesantren, santri tidak lepas dan pengawasan kyai. Kyai dimata santri sudah menjadi panutan dalam segala hal, bahkan sampai pada ranah perpolitikan, tidak heran jika santri hanya mengikuti apa kata kyainya dan selalu menganggap benar apa yang dilakukan danyang  disampaikannya, tidak hanya dalam kalangan santri, beberapa daerah di Indonesia, kyai juga masih menjadi panutan bagi masyarakat sekitar dan juga bagi para orang tua santri. Dalam perpolotikan kyai banyak dijadikan kendaraan oleh partai untuk mendapatkan suara, karena partai politik menilai, kyai adalah salah satu aktor atau jembatan untuk medapatakan suara yang banyak, bahkan terkadang didalamanya sampai terjadi transaksi politik yang hal itu membuat cacat dalam perpolitikan. Saat ini kyai juga tidak ambil pusing, dengan melakukan secara sendirinya, Dia mecalonkan dirinya sendiri dengan backround ke kyai annya bahkan tidak jarang kyai sampai berhasil mendapatkan kursi dalam kepemerintahan.
Kehadiran reformasi 1998 salah satunya mengubah sistem politik negara, yang asalnya hanya Golkar, PPP, dam PDI. Dan seiring berkembangnya waktu partai politik juga ikut berkembang, partai Islam juga banyak berkembang seperti PKB, PKS, PAN. Kebanyakan partai-partai Islam menjadikan santri sebagai objek penting selain dari pemilih umum atau masyarakat secara umum ketika dalam pemilihan umum untuk mendapatkan suara yang banyak. Adanya partai politik islam juga dibutuhkan dalam ketata negaraan, karena hal itu juga bisa dijadika kendaraan untuk bisa menyampaikan aspirasi-aspirasi dari santri kepada khalayak umum, dengan adanya partai islam khususnya para santri bisa lebih mudah menyampaikan aspirasi-aspirasi yang juga berguna bagi kemajuan dan kemakmuran negara.


MAKRAB DAN MILAD

MAKRAB DAN MILAD



Malam Keakraban (MAKRAB) bersamaan dengan ulang tahun IMABA Yogyakarta baru saja dilaksanakan, tepatnya pada tanggal 13 oktober kemaren yang juga bertepatan dengan tahun baru islam, dengan mengambil tema “Akalong Surban, Nale ‘e Bhumi” artinya Berkalung sorban  Mengikat Bumi, tema tersebut mempunyai makna filosofi yang sangat tinggi, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Warsis sekaligus senior IMABA Yogyakarta yang saat itu diminta untuk merasionalisasikan tema tersebut mengatakan bahwa, IMABA Yogyakarta jangan hanya sibuk didalam organisasi saja, IMABA juga harus mempunyai andil dalam mengubah dunia.
Ada banyak acara yang dilaksanakan pada saat itu, dari mulai diskusi tentang ke-IMABAan, ke-Organisasian, tentang rasionalisasi tema, potong tumpeng, sampai pada pagi hari outbond. Acara saat itu juga banyak dihadiri oleh para undangan alumni pondok pesantren lain, senior IMABA Yogyakrta, DPP IMABA, DPP IMABA saat itu dihadiri oleh Salim Segav selaku ketua umum DPP IMABA, ada beberapa hal yang  dia sampaikan, salah satunya adalah anak-anak IMABA itu mempunyai dua sisi, sisi keorganisasian dan sisi kemanusiaan, sama halnya seperti nabi yang mempunyai sisi kenabiaan dan sisi kemanusiaan, maksudnya adalah jika ada anak IMABA suka seni itu memang sisi kemanusiaannya.
Selain itu, ada hal yan menarik yang terjadi pada saat berlangsungnya diskusi, pasalnya, setelah diskusi dilanjutkan dengan tanya jawab, ada yang bertanya apakah ada alumni DPW IMABA? Misalnya jika ada salah satu anggota DPW IMABA Jakarta Pindah ke DPW yang lain, apakah itu dinamakan alumnni IMABA Jakarta? ,Salim Segav sebagai ketum IMABA yang saat itu juga mendapatkan menyampaikan materi keIMABAan mengatakan, bahwa sampai saat ini masih belum ada istilah resmi tentang alumni DPW IMABA, karen hal itu belum dibahas dalam dustur IMABA “itu juga bisa diajukan nanti setelah ada kongres” pungkasnya. Mahrus yang saat itu mendapat tugas sebagai ketua Panitia mengungkapkan, Makrab dan Milad IMABA Yogyakarta tahun ini Alhamdulillah berjalan dengan lancar mulai berangkat sampai kembali ke Bascamp, meskipun ada beberapa teknis yang tentunya tidak menyebabkan terjadinya kesalahan besar.





Talk Show dan Sidang Tahunan IMABA Ke-II Se Nusantara

Talk Show dan Sidang Tahunan IMABA Ke-II Se Nusantara



Yogyakarta, 29 Desember 2014 bertempat di gedung multi purpose Universitas Islam Negri Sunan kalijaga Yogyakarta, Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Mahasiswa Bata-Bata (DPW IMABA) yang bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahsiswa Jurusan Perbandingan Madzab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum (BEM-J PMH) UIN SUKA Yogyakarta menyelenggarakan talkshow akhir tahun 2014. Acara tersebut merupakan seremonial dari acara rutin DPP IMABA yang diadakan setiap dua tahun sekali yaitu sidang tahunan.
                Acara talkshow yang bertemakan “Peran Santri dalam Melestarikan Budaya yang Bebas Narkoba” merupakan sebuah bentuk keprihatinan akan permasalahan narkoba dikalangan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Juga merupakan tekad mahasiswa santri khususnya alumni santri bata-bata dalam mentranformasikan budaya pesantren yang dikira bisa mencegah mahasiswa dan seluruh kalangan agar tidak terjerumus di ranah nista tersebut.
                 Tampak hadir pada acara tersebut Bambang Wiriyanto, S.Si perwakilan dari (Badan Narkotika Nasional Propinsi) BNNP DIY dan KH. Djadul Aula perwakilan (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) PWNU DIY sebagai pembicara, juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Noorhaidi, M.Phil., Ph.D, Inisiator IMABA KH. Abdul Adim, Perwakilan Dewan Pengurus & Dewan Madrasiyah PP. Mambaul Ulum Bata-bata, Ketua dan jajaran Ikatan Alumni Bata-bata (IKABA), dan ketua umum beserta jajaran Dewan Pengurus Pusat IMABA, serta hampir 500 audien dari berbagai daerah.
                Noorhaidi sangat mengapresiasi acara yang diadakan oleh IMABA karena dalam melestarikan budaya dan mendukung mahasiswa yang bebas narkoba dikira sangat penting untuk kemajuan bangsa khususnya pada institusi pendidikan yang sudah mulai menjadi lingkungan prospek dalam pengedaran dan keberlangsungan aktifitas narkoba yang sangat tidak diingikan dan mencoreng citra pendidikan di Indonesia. “oleh karena itu, dengan adanya acara ini saya melihat adanya geliat semangat dari kaum santri untuk melestarikan budaya yang bebas narkoba”, ungkapnya.
                Kemudian di tambahkan oleh Ketum DPP IMABA Muhammad Salim, S.Sy bahwa imaba menyikapi fenomena narkoba di lingkungan mahasiswa sangat serius dalam mendukung masyarakat yang bebas narkoba, karena ini merupakan lanjutan dari sosialisasi yang pernah diadakan oleh imaba di Jakarta pada 2013. “Saya berharap pelestarian budaya yang bebas narkoba tidak hanya berlangsung saat acara ini saja, akan tetapi tetap berlangsung sampai nanti. Sehingga kedepan mampu memberikan nilai positif bagi keunggulan santri dan organisasi imaba”, harapnya.



Penutupan Sidang Tahunan Imaba Ke 2 2014
Kaliurang – setelah melalui tahapan persidangan selama 2 hari, rapat tahunan Ikatan Mahasiswa Bata-bata ke-2 di Hotel ngesti laras kaliurang, sleman, yogkakarta berakhir sukses. Dalam laporan yang disampaikan panitia penyelenggara yang diwakili ketua panitia burhanuddin bahwa jumlah peserta ... dari DPP, DPW dan DPD Ikatan Mahasiswa Bata-bata (IMABA).

Pengabdian Kesatria IMABA

Pengabdian Kesatria IMABA





Langkah jiwa mengungkap rasa
Langkah gagah pemuda kesatria IMABA perkasa
Menyobek tabir tebal menutup mata
Hingga sadar, naluri tak boleh mati rasa

Langkah kaki menjejak duri
Langkah pasti yang berani mengungkap arti
Menyibak tirai panjang kata hati
Hingga tahu, diri masih punya arti

Kita ingat...
Disaat malam hari kebersamaan tuk datangi pondok Bata-Bata
Disaat datang gelora keinginan
Tuk rumuskan satu kata kesepakatan
Falsafah, Sejarah, dan Profil IMABA yang sebentar lagi akan dideklarasikan

Setahun yang lalu di rumah hijau (jakarta)
Tepat masa yang sudah lampau
Kita hanya bisa berdiri pasti memantau dari kejauhan
Menatap harapan yang belum terjangkau

Dirumah kita, IMABA Jogjakarta
Mereka coba mufakatkan kata-kata pasrahkan panitia
Bahu membahu bersama tuk melangkah
Diwakili kawula muda yang selalu ingin bekarya
Fathor Rahman, Burhanuddin, dan Lutfiadi
Kita tahu...
Langkah pasti itu telah mantap dicadangkan
Atas keinginan dan hasrat bersama yang datang
Meluruskan pena-pena pengabdian
Hingga sadar hidup bukan mainan

Langkah itu semakin kuat menghujam
Ketika pak Koordinator IMABA Jogja
Menjadi majelis pembimbing yang mapan
Hingga kami yang lemah mampu menikam kesemangatan
Lewat kata-kata dari mata pena yang tajam

Hari demi hari dilalui
Detik demi detik diikuti
Tak terasa namun pasti
tak satupun di antara kita yang merasa telah selesai berbakti
Moh. Bahri sang ketua ingin kembali
tuk melanjutkan langkah di negri pertiwi

Mereka yang tertinggal hanya mampu menatap
Lemah dalam sesat,
Diam dalam penat
Linglung tak mau berbuat
Karena inisiatif tak pernah datang sesaat
Hanya bisa memperkosa hasil rapat



Hingga akhirnya digulirkan roda reformasi
Kang jaya pun siap ambil posisi
Menduduki kursi kosong organisasi
Dibantu para sobat putra dan putri
(???)


Duhai pemuda kesatria IMABA
Mengabdilah dengan ketulusan hati nurani
Berbaktilah dengan prestasi dan ambisi
Hingga kau mampu luluhkan kedangkalan nurani

Duhai insan manusia bernurani
Jangan kau diam bak pohon mahoni
Mari perdengarkan kidung-kidung hasil wawancara sunyi
Lewat siding Tahunan IMABA di kemudian hari

Duhai kau yang terdiam disudut negri
Tidakkah kau ingin luapkan keperihan hati
Lewat catatan indah tulisan pribadi
Hingga terdengar sampai kepelosok penjuru negri

Duhai yang mampu berkata
Katakanlah dengan lidah-lidah pena
Katakanlah dengan ukiran kata-kata indah
Jangan kau diam seribu bahasa



Duhai yang memiliki cinta
Katakanlah dengan puisi sastra
Yang lantunkan kidung-kidung asmara
Hingga turut bersua mereka punya rasa

Duhai para kesatria IMABA yang punya jiwa
Berkatalah dengan kelenturan pena
Berceritalah lewat perjuangan-perjuangan indah
Menemani mereka yang tak punya asa

Duhai para kesatria IMABA yang masih punya telinga
Tulislah tembang-tembang cinta
Dengan bait Al-Fiyah yang suka lara
Kemudian perdengarkan pada anak-anak gembala

IMABA Jogja yang tercinta
Diusiamu yang belia
Tetaplah melangkah
Menembus batas dan masa
Meniti cita dan asa
Menerjang karang dan bata

Berhenti sudah itu mati
Cari inspirasi dan kreasi
Aktif mencipta untuk berbakti
Hingga ada perubahan kita punya negri


Hari ini kita ucapkan terima kasih
Kepada semua yang telah jadi saksi
Akan berartinya IMABA ini menjadi
Tuk turut bentuk kualitas IMABA untuk negri


Diusia yang ganjil 7 tahun
IMABA Jogja tetap eksis berjalan
Meniti impian, kenyataan dan harapan
Hingga rapuh kita tetap punya tulang

Fathor Rahman ,07 November 2014